Jumat 15 Jul 2016 23:52 WIB

Ratusan Warga Bogor Terlibat Menulis Buku untuk Tunanetra

Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sekitar 500 warga Kota Bogor, Jawa Barat akan dilibatkan dalam kegiatan amal Gerakan Menulis Buku untuk Tuna Netra dalam rangka menambah jumlah buku brailer berbahasa Indonesia.

"Kota Bogor menjadi proyek percontohan gerakan menulis buku untuk tuna netra yang rencananya akan dilaksanakan Senin, 25 Juli mendatang," kata Manajer CSR IBM Indonesia Santi Diansari Hargianto di Bogor, Jumat (15/7).

Santi mengatakan, targetnya kegiatan tersebut diikuti 500 peserta. Para peserta terdiri dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, pelajar, PNS maupun komunitas yang ada di Kota Bogor. "Teknis kegiatan satu peserta akan membawa satu buku dan juga laptop, secara bersama-sama mereka akan mengetik buku yang mereka bawa," katanya.

Ia menyebutkan, kegiatan gerakan menulis untuk tuna netra dipusatkan di Plaza Balai Kota Bogor. Setelah tantangan menulis buku selesai, Wali Kota Bogor dapat menantang kota lain untuk melakukan kegiatan serupa.

Seperti bola salju, lanjutnya, kegiatan tersebut akan terus bergulir ke seluruh kota di Indonesia hingga targetnya meluas hingga ke mancanegara. "Tantangan sekaligus bertujuan untuk mengajak masyarakat peduli terhadap para tuna netra dan menambah ketesediaan buku brailer berbahasa Indonesia," ujarnya.

Menurut Santi, gerakan ini berawal dari keprihatinan dengan jumlah tuna netra di Indonesia yang mencapai 3,5 juta jiwa. Jumlah tersebut tidak sebanding dengan jumlah buku brailer berbahasa Indonesia yang tersedia saat ini. "Koleksi buku brailer Indonesia yang tercatat saat ini berkisar 2.000 eksemplar saja," katanya.

Kondisi tersebut, lanjutnya, membuat para penyandang tuna netra memiliki keterbatasan pengetahuan dibanding mereka yang memiliki kemampuan melihat karena minimnya akses terhadap pendidikan.

Melalui gerakan ini, lanjutnya, pihaknya menantang pemerintah kota untuk berbagi buku tuna netra dengan melibatkan masyarakat sehingga menambah jumlah buku brailer berbahasa Indonesia. "Ini sebagai bagian dari revolusi mental, mengajak masyarakat pada perubahan menumbuhkan kepedulian bersama-sama dengan cara yang masif," katanya.

Sebelumnya kegiatan ini sempat dijadwalkan 1 Juni, tetapi karena satu dan lainnya, gerakan menulis buku untuk tuna netra digeser menjadi 25 Juli 2016.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement