Sabtu 16 Jul 2016 17:20 WIB

Turki Ancam Negara yang Lindungi Gulen

Petugas kepolisian menduduki kendaraan militer yang digunakan kudeta, setelah sejumlah personel militer pro-kudeta menyerahkan diri di Jembatan Bosphorus Istanbul, Sabtu (16/7).
Foto: Reuters
Petugas kepolisian menduduki kendaraan militer yang digunakan kudeta, setelah sejumlah personel militer pro-kudeta menyerahkan diri di Jembatan Bosphorus Istanbul, Sabtu (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki menegaskan negara manapun yang melindungi Fethullah Gulen tidak akan dipandang bersahabat oleh Turki. Negara itu akan dinilai mengibarkan perang dengan Turki, ujar PM Turki Binali Yildirim, Sabtu (16/7).

Pemerintah Turki mengatakan pengikut Gulen, yang tinggal dalam pengasingan di AS selama beberapa tahun belakangan, merupakan aktor di balik upaya penggulingan pemerintahan oleh militer.

Pemerintah menudung Gulen mencoba membangun struktur paralel dalam sistem pendidikan, judisial, media, dan militer. Upaya Gulen tersebut merupakan bagian untuk menggulingkan pemerintahan. Tuduhan tersebut namun dibantah Gulen.

Sebanyak 2.839 anggota militer Turki telah ditahan terkait upaya kudeta. Yildirim mengatakan mereka ditahan terdiri dari tentara peringkat rendahan dan tinggi.

Yildirim di Ankara mengatakan situasi kini sudah di bawah kendali. Ia pun meminta warga Turki mengibarkan bendera Turki malam ini dan parlemen akan segera bertemu untuk membahas aksi kudeta, dilansir Reuters.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement