REPUBLIKA.CO.ID, ALEXANDROUPOLI -- Delapan tentara Turki yang melarikan diri ke Yunani untuk mencari suaka setelah terlibat upaya suaka muncul di pengadilan hari ini, (17/7).
Mereka, yang paling senior adalah kolonel, menurut Menlu Mevlut Cavusoglu diborgol berpasangan dan dikenakan pakaian sipil saat tiba di pengadilan di Alexandroupoli, Yunani. Beberapa berupaya menutupi wajahnya dari jurnalis yang menanti.
Pengacara Lia Marinaki mengatakan merekan dikenai tuntutan karena masuk ke Yunani secara ilegal. "Merusak hubungan persahabatan Turki dan Yunani," katanya. Karena itu mereka dikirim ke pengadilan. Proses pengadilan dikatakannya akan berlangsung, normalnya proses ini memakan waktu satu tahun. Lia berujar jelas mereka tidak ingin kembali ke Turki karena takut dieksekusi.
Sabtu malam, sebuah helikopter Blackhawk digunakan untuk kabur dari kabur. Helikopter tiba di Yunani pukul 23.30, ditemani oleh dua helikopter Turki lainnya. Helikopter mendarat di bandara Alexandroupoli yang tidak jauh dari perbatasan Turki-Yunani.
Turki menegaskan meminta agar delapan tentara tersebut dikembalikan ke negaranya. Juru bicara pemerintah Yunani Olga Gerovasili mengatakan helikopter Turki mengirimkan sinyal SOS pada Sabtu pagi saat memasuki udara Yunani. Mereka meminta izin masuk untuk mendarat darurat. Tentara pro-kudeta itu lalu ditangkap dan meminta suaka politik.
Cavusoglu mengaku sudah berbincang dengan Menlu Yunani. Dikatakannya kalau Yunani akan mempercepat proses ekstradisi tentara Turki, dikutip dari Kantor Berita Anadolu.