REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Vaksin palsu membuat khawatir banyak orang tua. Di antaranya, sejumlah prajurit Komando Pasukan Khusus (Koppasus) TNI-AD. Kapten Infantri Rajif Khan tidak menyangka anak kesayangannya yang kini berusia enam bulan ikut menjadi korban.
Raysha Salma Saraswati, demikian nama anaknya, telah mendapatkan vaksin yang belum pasti keasliannya dari RS Harapan Bunda (RSHB), Ciracas, Jakarta Timur. Berdasarkan rilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kamis (14/7) lalu, rumah sakit tersebut adalah satu dari 22 fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang menjadi tempat pemberian vaksin ilegal.
Rajif menuturkan, anaknya memang lahir di RS Harapan Bunda. Awalnya, lanjut dia, tidak ada kecurigaan sama sekali terhadap RS Harapan Bunda. Harapannya, vaksinasi yang diberikan kepada anaknya itu memperkuat kekebalan tubuh. Namun kini, pelayanan rumah sakit itu dinilainya mengecewakan.
“Sebagai orang tua, kan kita inginnya mendapatkan yang terbaik untuk anak. Apalagi, kita tentara. Tidak selalu bersama anak,” ucap Rajif Khan di Tempat Pelayanan Kesehatan Koppasus, Cijantung, Jakarta, Senin (18/7).
Bagaimanapun, menurut Rajif, langkah cepat pemerintah dan TNI membuatnya lega. Pagi ini, Senin (18/7), anaknya mendapatkan vaksinasi ulang dari pihak Koppasus yang bekerja sama dengan RSPAD Gatot Soebroto. "Sudah ditangani komandan. sudah ditangani kini, saya tenang,” kata dia.
Hingga Senin ini, tercatat 29 anak lainnya yang senasib dengan ananda Raysha Salma Saraswati. Di tempat yang sama, Danjen Koppasus Mayjen (TNI) Muhammad Herindra menjelaskan, pihaknya masih terus menelusuri apakah ada anak prajuritnya yang juga diduga telah mendapatkan vaksin abal-abal.
Herindra menegaskan, vaksinasi ulang yang diadakan atas instruksi Panglima TNI ini gratis. Seluruh vaksin berasal dari pihak Kemenkes dan pabrikan Biofarma, sehingga dijamin keasliannya.