REPUBLIKA.CO.ID, TEGAL -- Dua orang pendaki Gunung Slamet yang sebelumnya dinyatakan hilang, akhirnya ditemukan. Kedua pendaki, Rijal Ariyanto (16) dan Anwar (17), warga Desa Kedawung Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal, ditemukan oleh pegawai Dinas Pariwisata Kabupaten Tegal yang bertugas di obyek wisata Guci, Senin (18/7) siang.
''Korban ditemukan di jalur pendakian ke Gunung Slamet melalui Guci. Saat ditemukan, keduanya dalam keadaan syok, lemas dan mengalami hipothermia,'' jelas koordinator Basarnas Pos SAR Cilacap, Mulwahyono.
Oleh petugas, kedua pendaki tersebut kemudian dibawa ke kantor UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Obyek Wisata Guci. Setelah beristirahat di kantor tersebut beberapa saat, keduanya dibawa ke Puskesmas Bojong untuk menjalani perawatan.
Menurutnya, saat ditemukan oleh petugas UPTD Guci, kedua korban sebenarnya sudah berada dalam jalur pendakian dari pos pendakian Guci. Keduanya sedang berjalan turun dengan kondisi yang sudah sangat lemah.
''Pak Slamet menemukan keduanya di lokasi antara hutan dan perkebunan teh yang jaraknya dari pos pendakian sekitar 2 kilometer. Kebetulan Pak Slamet pernah menjabat sebagai sekdes Desa Kedawung tempat tinggal pendaki, sehingga langsung mengenali keduanya sebagai dua pendaki yang dikabarkan hilang,'' katanya.
Berdasarkan keterangan kedua korban, setelah melakukan pendakian dari pos Desa Bojong pada Kamis (14/7), keduanya sebenarnya sempat mencapai puncak Slamet. Namun saat hendak pulang dengan melewati kawasan non vegetasi, mereka kebingungan mencari jalur untuk turun karena terhalang kabut tebal.
Dengan menduga-duga, akhirnya mereka nekad turun melalui jalur bekas jalan setapak yang diperkirakan merupakan jalur pendakian ke Tegal. Namun setelah jalur tersebut diikuti, ternyata jalur tersebut bukan merupakan jalur yang biasa dilalui pendaki, sehingga beberapa kali mereka harus menerobos hutan mencari jalur turun. ''Setelah beberapa hari mencari jalur turun, akhirnya mereka menemukan jalur pendakian dari Guci sehingga bisa menuruni jalur itu,'' jelasnya
Sebagaimana diketahui, Basarnas Pos Cilacap mendapat laporan adanya dua pendaki yang hilang pada Sabtu (18/7). Keduanya dinyatakan hilang karena keberadaan mereka sudah tidak diketahui, sedangkan perbekalan makanan yang mereka bawa hanya cukup untuk kebutuhan dua hari. Kontak terakhir dengan keduanya, hanya bisa dilakukan pada Jumat (17/7)
Setelah mendapat laporan tersebut, Basarnas membentuk tim beranggotakan tujuh melakukan pencarian. Tim dari Basarnas ini, bergabung dengan anggota Tim SAR gabungan dan juga relawan yang melibatkan warga di sekitar kaki Gunung Slamet wilayah Kabupaten Tegal.
Upaya pencarian, dilakukan sejak Ahad (17/7) dengan menelusuri jalur yang digunakan untuk pendakian kedua korban. Namun upaya pencarian di jalur tersebut berhenti pada malam hari, karena di wilayah lereng gunung diterjang hujan badai.
Pada Senin (18/7) pagi, upaya pencarian kembali dilanjutkan. Namun tim SAR gabungan membagi tim pencari dalam tiga SRU (Search Rescue Unit) setelah ada bantuan dari tim SAR dari Pos pendakian Bambangan Purbalingga.
''Banyak orang yang terlibat dalam pencarian. Selain dari Basarnas pos Cilacap dan Tim SAR pos pendakian Bambangan, juga ada dari BPBD Kabupaten Tegal, SAR Pemalang dan berbagai kelompok pecinta alam seperti Galas, Kompak dan Gawali Rescue. Termasuk juga dari kalangan warga desa di kaki gunung wlayah Tegal.