REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puluhan orang tua yang anaknya diduga menjadi korban vaksi palsu kembali mendatangi Rumah Sakit Harapan Bunda di Jakarta Timur, Senin (18/7). Mereka marah karena merasa tuntutan yang diajukan tak kunjung direspons oleh pihak rumah sakit.
"Manajemen rumah sakit jangan menyembunyikan diri terus. Masa sudah tiga kali kami bolak-balik ke sini, belum juga ada kejelasan soal mekanisme penyelesaian kasus ini oleh rumah sakit?," tegas salah satu orang tua pasien, Indri H.
Perwakilan korban vaksin palsu RS Harapan Bunda, August Octavianus Siregar mengatakan, ia akan terus menuntut pertanggungjawaban dari RS tersebut. Menurutnya, tuntutan dari orang tua pasien sudah disampaikan pada Jumat (15/7) lalu.
"Ada beberapa poin tuntutan kami yang sampai sekarang belum direspons oleh manajemen RS Harapan Bunda," ujarnya.
Adapun poin-poin tuntutan tersebut adalah, yang pertama, RS Harapan Bunda harus menerbitkan daftar pasien yang diimunisasi di RS Harapan Bunda periode 2003 sampai 15 Juli 2016.
Kedua, pasien berhak melakukan medical check up untuk mengetahui vaksin yang diterima anaknya palsu atau tidak. Mengenai rumah sakit mana yang akan melakukan medical check up, ditentukan oleh orangtua pasien. Seluruh biaya medical check up ditanggung RS Harapan Bunda.
Poin tuntutan ketiga, jika hasil medical check up ternyata mengindikasikan pasien memang menerima vaksin palsu, maka pasien yang bersangkutan harus divaksinasi ulang yang semua biayanya ditanggung RS Harapan Bunda.
Keempat, segala dampak yang ditimbulkan akibat penggunaan vaksin palsu terhadap pasien menjadi tanggung jawab RS Harapan Bunda. Pihak RS harus memberikan jaminan kesehatan secara full cover sampai waktu yang tidak ditentukan.
Poin kelima, bagi anak yang sudah lewat usia vaksin, RS Harapan Bunda berkewajiban memberikan mereka asuransi kesehatan sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Keenam, manajemen RS Harapan Bunda harus memberikan informasi terkini kepada para orangtua korban secara proaktif, tidak hanya sebatas informasi dari pemerintah atau instansi lainnya.
"Jika ada hal-hal lainnya yang belum tercantum dalam poin-poin di atas, akan kami sampaikan selanjutnya," ujar August.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, suasana di RS Harapan Bunda sempat memanas. Sejumlah perwakilan pasien sempat terlibat adu mulut dengan aparat keamanan yang berjaga-jaga di lokasi.
Puluhan orang tua yang sudah berdatangan ke RS Harapan Bunda sejak pagi merasa kesal lantaran aspirasi mereka tidak kunjung dijawab oleh manajemen RS Harapan Bunda hingga Senin (18/7) siang.
Kementerian Kesehatan sebelumnya merilis 14 nama fasilitas layanan kesehatan penerima vaksin palsu. Di antara daftar itu terdapat nama RS Harapan Bunda Ciracas Jakarta Timur.