Kamis 21 Jul 2016 14:43 WIB

Sutiyoso: Sebaiknya Sisa Anggota Santoso Menyerah

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Angga Indrawan
Kelompok Santoso (Ilustarsi)
Foto: Republika/Mardiah
Kelompok Santoso (Ilustarsi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso, meminta kepada sisa-sisa anggota kelompok Santoso untuk segera menyerah. Setidaknya sekitar 19 anggota kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso disebut-sebut masih berkeliaran di sekitar kawasan hutan di pegunungan Poso, Sulawesi Tengah.

Pada saat Satgas Tinombala melakukan kontak senjata, yang akhirnya menewaskan Santoso alias Abu Wardah, tiga dari lima orang kelompok tersebut berhasil melarikan diri. Tidak hanya itu, selain tiga orang tersebut, setidaknya masih ada 19 orang anggota MIT yang masih berkeliaran di hutan di kawasan pegunungan Poso, Sulawesi Tengah.

Untuk itu, Sutiyoso menegaskan, aparat keamanan tentu akan terus mewaspadai pergerakan sisa-sisa anggota kelompok Santoso itu. Namun, Sutiyoso berharap, sisa anggota kelompok itu untuk segera menyerah, pasca tewasnya pemimpin mereka, Santoso, di tangan Satgas Tinombala.

"Untuk sisa anggota kelompoknya (Santoso), lebih baik mereka menyerah. Kami akan berlakukan dengan baik, kalau mereka menyerah. Tapi kalau mereka tidak mau, ya sudah kami lakukan hard power," kata Sutiyoso di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/7).

Tidak hanya itu, lanjut Sutiyoso, melalui personel-personel BIN di Poso, pihaknya akan menyebarkan propaganda-propaganda agar para anggota sisa kelompok Santoso itu menyerah. Propaganda itu dapat saja disebarkan melalui warga setempat. 

"Kalau untuk di sana, kami mau lemparkan propaganda itu (agar sisa anggota menyerah)," tuturnya.

Sutiyoso pun mengaku, hingga saat ini, pihaknya memang belum bisa membuka komunikasi langsung dengan sisa-sisa anggota kelompok Santoso itu. Namun, nantinya pihak BIN, tutur Sutiyoso, akan melakukan pendekatan-pendekatan kepada sisa-sisa anggota Santoso tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement