REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Michael van Praag asal Belanda, Angel Maria Villar asal Spanyol dan Aleksandar Ceferin asal Slovenia, menjadi tiga tokoh yang akan bertarung untuk menjadi Presiden UEFA pada September mendatang.
UEFA mengatakan ketiga orang itu, yang merupakan presiden federasi sepak bola di negaranya masing-masing, merupakan kandidat-kandidat yang telah mendaftarkan pencalonan mereka pada tenggat waktu Rabu untuk pemungutan suara di Athena pada 14 September.
Pemungutan suara dilakukan untuk menemukan pengganti Michel Platini asal Prancis, yang diskors empat tahun karena pelanggaran-pelanggaran etika.
Platini diskors bersama dengan mantan presiden FIFA Sepp Blatter, terkait pembayaran senilai dua juta franc Swiss yang diberikan kepada pria Prancis itu oleh FIFA dengan persetujuan Blatter pada 2011 untuk pekerjaan yang telah selesai dilakukan satu dekade sebelumnya.
Sejumlah tugas telah menanti siapapun yang terpilih menjadi Presiden baru UEFA. Diantaranya adalah secepatnya menyelesaikan isu Liga Champions, kompetisi unggulan UEFA.
Kemungkinan dibentuknya Liga Super untuk klub-klub elit, atau mekanisme yang menjamin klub-klub besar mendapatkan tempat yang menguntungkan di Liga Champions, telah didiskusikan dalam pertemuan-pertemuan pribadi, kata sumber yang dekat dengan masalah ini.
UEFA perlu menyelesaikan format seluruh kompetisi klub untuk siklus 2018-2021 pada akhir tahun ini.
Van Praag mengakui ketika mengumumkan pencalonannnya bahwa UEFA telah memasuki jalan buntu akibat absennya Platini, dan terdapat keperluan untuk mengatasi ancaman Liga Super.
Villar, yang telah mengepalai federasi Spanyol sejak 1988 dan telah terpilih ulang sebanyak tujuh kali, mengumumkan pencalonannya pada Selasa, satu hari sebelum tenggat waktu.
Ceferin mengatakan ia memiliki dukungan dari 13 federasi sepak bola Eropa Timur, empat dari negara-negara Nordic, ditambah Italia. Rival-rivalnya tidak mengeluarkan komentar apapun mengenai dukungan yang mereka dapatkan.
Platini terpilih pada 2015 dan pemenang pemilihan akan menyelesaikan mandatnya yang berlangsung sampai 2019. Ketiga kandidat juga akan harus menyelesaikan pemeriksaan integritas, yang dilakukan oleh FIFA, tambah UEFA.