REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Francois Hollande menuding penembakan mematikan di Munchen adalah serangan teroris untuk memicu rasa takut di Jerman. Dia mengaitkan serangan itu dengan serangan mobil truk di Prancis pekan lalu.
"Serangan teroris di Munchen dan menewaskan banyak orang adalah tindakan menjijikkan untuk memicu ketakutan di Jerman setelah negara Eropa lain," kata Hollande, Sabtu (23/7).
Seorang warga Jerman keturunan Iran berusia 18 tahun menembak mati dikitnya sembilan orang pada Jumat (22/7). Dia menembaki pengunjung pusat perbelanjaan sibuk di Munchen, tapi polisi kota itu menilai terlalu dini untuk mengatakan peristiwa itu adalah serangan teroris.
Berbeda, Hollande tetap menuding sebagai serangan teror. "Warga Jerman akan menentangnya. Mereka dapat mengandalkan persahabatan dan kerja sama dengan Prancis," katanya, dengan menambahkan bahwa ia akan berbicara dengan Kanselir Jerman Angela Merkel pada Sabtu pagi.
Sementara itu, Presiden Jerman Joachim Gauck dan Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier menyampaikan kekhawatiran mereka pada penembakan di Munchen. "Serangan di Munchen tersebut sangat mengejutkan saya," kata Gauck sebagaimana dikutip di dalam siaran pers Kantor Presiden.
Steinmeier juga mengatakan di Twitter-nya bahwa ia sangat terkejut oleh serangan tersebut. "Saya memikirkan orang di Munchen. Bagus untuk mengetahui bahwa teman kami di Eropa dan dunia mendukung kami," katanya di Twitter-nya.
Ia menambahkan, menteri terkait dalam perjalanan ke Berlin. "Kami akan membahas situasi besok di kabinet keamanan federal Jerman," katanya.
Menteri Dalam Negeri jerman Thomas de Maiziere telah membatalkan perjalanannya ke Amerika Serikat segera setelah penembakan di Munchen. Menteri tersebut ingin segera terbang kembali ke Jerman, setelah pesawatnya mendarat di New York.