REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Fenomena terorisme yang seringkali dikaitkan dengan Islam membuat kaum Muslimin semakin tersudut. Terlebih, banyak propaganda semakin menyerang dunia Islam. Karena itu, Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara menekankan betul kemampuan para dai menunjukkan Islam yang sesungguhnya.
Ketua Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara, Muhammad Zaitun Rasmin, mengatakan para dai memang menjadi wajah pertama yang akan menentukan penilaian tentang Islam. Maka itu, ia menegaskan da'i-da'i yang ada harus memiliki dua komponen penting sebagai wajah Islam sebenarnya, yaitu Akhlak dan Fiqh Dakwah.
"Mereka harus memiliki ahlak yang baik dalam menjalani kehidupan, lalu harus menguasai betul syariat Islam atau fiqh dakwah," kata Zaitun kepada Republika.co.id di Bogor, Jawa Barat, Ahad (24/7).
Ia mengungkapkan, dua nilai itu memang ditekankan para dai se-Asia Tenggara yang hadir, untuk diterapkan kepada para dai ke negara masing-masing. Melalui forum ini, lanjut Zaitun, diharapkan para dai bisa memiliki jaringan yang luas, sehingga mampu menjalin silaturahim dan komunikasi secara berkelanjutan.
Zaitun pun mengaku berbahagia forum bisa dihadiri banyak tokoh-tokoh agama, baik dari berbagai ormas Islam maupun yang mewakili provinsi seluruh Indonesia. Selain itu, forum yang dihadiri para dai dari hampir seluruh perwakilan negara se-Asia Tenggara, turut dihadiri sejumlah dai dari Afrika dan Timur Tengah.
Pada Ahad ini, forum menghadirkan sejumlah pembicara yang memberikan paparan tentang Islam di negaranya kepada seluruh peserta yang hadir, dilanjutkan dialog yang digelar setelah Maghrib. Pembicara yang hari ini memberikan paparan di antaranya adalah Prof. Toha Abidin, Syekh Sulaiman Al Biirah dan Syekh Siddiq Al Faki.