REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Empat rumah sakit dan sebuah bank darah lokal d Aleppo hancur dihantam serangan udara oleh pasukan pemerintah Suriah, Ahad (24/7). Serangan itu menewaskan dua bayi di salah satu rumah sakit.
Menurut pekerja penyelamat lokal dan lembaga monitor serangan udara dilakukan selama 24 jam terakhir. "Lima fasilitas medis dihantam semalaman dan kami tidak punya layanan sekarang," kata Juru bicara kelompok relawan penyelamat, Ammar Salmo pada Aljazirah.
Kelompok dokter Suriah mengatakan dua bayi itu merupakan pasien di rumah sakit anak yang berada di wilayah kepungan pemerintah. Independent Doctors Association itu membantu sejumlah klinik di kota.
Kontributor Aljazirah, Bernard Smith mengatakan meski sejumlah rumah sakit rusak berat namun masih bisa beroperasi. "Hanya satu rumah sakit yang terhantam langsung, orang bilang sekarang mereka tidak beroperasi," kata Smith.
Rumah sakit lainnya dan sebuah bank darah tampaknya tidak disasar serangan langsung. Tidak ada bangunan yang hancur namun sementara rumah sakit berhenti beroperasi.
Pasukan pro-pemerintah sedang mengepung kota yang menjadi wilayah musuh sejak 15 hari lalu. Ini adalah upaya untuk mengambil alih kendali kota Aleppo dari pemberontak.
Serangan udara kali ini terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden Bashar al-Assad mengumumkan ia siap memulai permbicaraan damai dengan oposisi. Ia juga siap untuk membahas solusi politik atas konflik selama lima tahun itu.
"Suriah siap melanjutkan dialog Suriah-Suriah tanpa prekondisi apa pun dengan dukungan dari PBB," katanya dikutip SANA. Assad mengatakan pembicaraan tidak akan dilakukan jika pihak asing mengintervensi.
PBB berharap konferensi baru atau pembicaraan damai pihak internal Suriah ini akan digelar di Genewa pada Agustus.