REPUBLIKA.CO.ID, ANYER -- Sebanyak 11 sekolah di Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, sudah dua hari diliburkan akibat tergenang banjir. Camat Anyer Khairil Anwar mengatakan ini berdasarkan hasil pendataan pihaknya di sejumlah desa.
Pihaknya meminta bantuan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk melakukan mesin penyedot air.
"Kami berharap mesin penyedot itu bisa menyurutkan genangan air di lingkungan sekolah," katanya, Selasa (26/7).
Kepala SDN 4 Mekarsari, Kecamatan Anyer Samsudin mengungkapkan pihaknya tidak bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM), karena genangan air banjir belum surut.
Saat ini, kata dia, masyarakat sekitar sekolah juga tenaga guru melakukan gotong royong untuk pengerukan lumpur juga kebersihan lingkungan sekolah. Selain itu, warga dan guru menyelamatkan buku-buku pelajaran dan peralatan lainnya, seperti lemari, kursi, bangku, dan lainnya.
Gedung sekolah itu masih tergenang banjir setinggi 30-40 sentimeter. "Kami berharap pemerintah daerah dapat melakukan penyedotan air agar cepat surut dengan menggunakan mesin penyedot," ujar Samsudin.
Menurut dia, saat ini sekolahnya belum melaksanakan KBM, sehingga anak-anak berjumlah 750 jiwa mulai kelas I sampai VI dengan 33 guru terpaksa libur.
Kemungkinan libur sekolah terus berlanjut hingga pekan depan jika tidak dilakukan mesin penyedot. Apalagi, lokasi sekolahnya itu sangat berdekatan dengan daerah aliran sungai setempat.
"Jika besok cuaca cerah dan tidak turun hujan dipastikan anak-anak hanya melakukan kebersihan ruangan kelas dan belum belajar," katanya.
Satu guru Madrasah Tsanawiyah (Mts) Desa Mekarsari mengaku pihaknya hingga kini belum melaksanakan KBM karena banjir sejak Senin (25/7) hingga kini belum surut.
Ketinggian air di sekolahnya itu antara 20-30 sentimeter dan diharapkan besok tidak hujan. "Kami yakin jika besok tidak hujan, air yang menggenangi ruangan kelas surut," katanya.