REPUBLIKA.CO.ID, SIRTE -- Pasukan Libya membuat kemajuan dalam merebut kembali wilayah yang dikuasai oleh Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Sirte, Jumat (29/7). Kota yang selama ini digunakan oleh kelompok militan sebagai kubu berhasil diamankan.
Selama hampir tiga bulan, pasukan Libya berjuang untuk merebut kota. ISIS kerap menyerang pasukan dengan mengerahkan penembak jitu dari kelompok teroris itu, serta bahan peledak tersembunyi.
Pada awal Mei lalu, pasukan berhasil mengepung wilayah Sirte dan sekitarnya. Namun, saat mendekat ke pusat kota, serangan balasan dari ISIS datang dengan lebih gencar.
Namun, kini hampir sebagian besar Sirte telah berhasil direbut kembali dari ISIS yang dalam satu tahun terakhir menguasai kota di utara Libya tersebut. Hal ini dipastikan menjadi pukulan besar bagi kelompok itu dalam menjalankan aksi di Libya.
"Ini kemajuan yang cukup lambat karena penembak jitu, ranjau darat, dan jebakan lainnya. Namun, 40 persen wilayah Sirte sudah kami kuasai kembali," ujar anggota pasukan Mohamed Faraj Zourab, Jumat (29/7).
ISIS dilaporkan masih menguasai beberapa tempat strategis yang terletak di dalam pusat kota. Di antaranya adalah universitas, rumah sakit utama, dan ruang konferensi Ouagadougou. Di sana, para anggota kelompok diyakini membuat sejumlah amunisi dan merakit senjata dalam jumlah besar.