REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maarif Institute kembali menggelar jambore pelajar SMA se-Jawa. Tahun ini, jambore mengangkat tema Merawat Kebhinekaan Menolak Sektarianisme.
Ketua Panitia Jambore Pelajar Teladan Bangsa, Pipit Aidulfitriyana, mengungkapkan keprihatinan atas insiden-insiden sektarian yang masih saja terjadi di Indonesia. Ia khawatir, peristiwa yang masih terjadi mencerminkan bahasa kekerasan, masih dominan dilakukan orang untuk menyikapi perbedaan."Kebhinekaan bangsa akan terkoyak jika kekerasan masih diberi tempat dalam kehidupan berbangsa," kata Pipit, Senin (1/8).
Senada, Direktur Eksekutif Maarif Institute, Fajar Riza Ul Haq, mengatakan tema jambore ini memang berkaitan dengan intensnya ketegangan sosial berbasis sektarian, termasuk sentimen etnis. Karenanya, ia meminta semua pihak untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia, terutama memperkuat toleransi."Fenomena ini mengisyaratkan perlunya kita terus memperkuat dan menyemaikan nilai-nilai toleransi, terutama di kalangan muda," ujar Fajar.
Jambore ini merupakan perhelatan ketiga yang digelar Maarif Institute sejak 2013, dan akan berlangsung pada 1-6 Agustus 2016 di LPMP Surabaya. Peserta yang berjumlah 100 pelajar berasal dari SMA dan SMK negeri maupun swasta, dari 19 kabupaten atau kota di Pulau Jawa dan telah lolos seleksi.
Kegiatan ini akan dibuka secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, Selasa (2/8) di Graha Witjaksana Praja Kantor Gubernur Jawa Timur. Rencananya, pembukaan Jambore Pelajar Teladan Bangsa se Pulau Jawa, turut dihadiri Gubernur Jawa Timur Soekarwo.