Senin 01 Aug 2016 15:52 WIB

Jokowi Perkirakan Dana Repatriasi Pajak Masuk Agustus-September

Red: Nur Aini
Warga melintas di jembatan penyebrangan orang (JPO) yang terpasang spanduk sosialisai pengampunan pajak di kawasan Stasiun Gambir, Jakara, Ahad (31/7).  (Republika/ Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga melintas di jembatan penyebrangan orang (JPO) yang terpasang spanduk sosialisai pengampunan pajak di kawasan Stasiun Gambir, Jakara, Ahad (31/7). (Republika/ Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan dana repatriasi dari kebijakan amnesti pajak akan mulai banyak masuk ke Indonesia pada pekan ketiga-keempat Agustus dan awal September 2016.

"Minggu ketiga-keempat Agustus atau awal September, sudah akan banyak yang masuk, feeling saya begitu," kata Jokowi dalam sosialisasi amnesti pajak di kalangan pengusaha di JIExpo Kemayoran Jakarta, Senin (1/8).

Ia menyebutkan saat ini yang sudah mendaftar tercatat sekitar 344 orang dengan dana sekitar Rp 3,7 triliun.

"Saya ajak kita semua untuk berpartisipasi untuk bangsa, negara dan rakyat Indonesia," kata Jokowi dalam acara yang dipandu oleh komedian Cak Lontong.

Hadir dalam kesempatan itu Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad, Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Jaksa Agung M Prasetyo, Kepala PPATK M Yusuf.

Presiden menyebutkan uang WNI di luar negeri banyak, dan ia mengaku sudah mengantongi datanya.

"Ada di kantongan saya, di Kemenkeu, ada Rp 11 ribu triliun di kantong saya lebih banyak karena sumbernya berbeda. Tak apa-apa beda, yang penting bagaimana bisa dibawa kembali ke sini karena saat ini perlu partisipasi dari uang yang ada di luar untuk bangsa dan negara," tuturnya.

Jokowi menyebutkan uang yang dibawa ke Indonesia tidak akan berkurang dan kalau diinvestasikan peluang dan imbal hasilnya lebih baik. Presiden menyebutkan kalau belum bisa investasi langsung ke sektor riil, pemilik dana dapat investasi di portofolio baik ke surat berharga negara, surat utang negara, sukuk, saham, obligasi BUMN, obligasi infrastruktur, tabungan, deposito, produk asuransi dan lainnya.

"Tapi di situ diharapkan hanya sementara dan selanjutnya bisa investasi langsung ke sektor riil," ujar Presiden.

Ia mencontohkan pemilik dana dapat berinvestasi dalam bidang pertanian seperti tebu, jagung dan lainnya dan bisa dikembangkan dengan pola inti plasma. "Juga ada 10 destinasi wisata yang akan dikembangkan besar-besaran seperti Danau Toba, Tanjung Kelayar, Borobudur, Mandalika, Tanjung Lesung dan Wakatobi. Silakan yang ingin bangun resor, hotel dan lainnya," katanya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement