REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Para manajer dan pelatih tim angkat besi Indonesia terus memantau kekuatan lifter-lifter negara lain agar bisa menerapkan strategi yang tepat untuk meraih medali emas pada Olimpiade ke-31 di Rio de Janeirio, Brasil.
"Dengan mengetahui kekuatan lawan maka kami bisa menentukan strategi hingga menjelang dimulainya pertandingan agar lifter kita bisa menang," kata manajer tim angkat besi Indonesia Alamsyah Wijaya di Rio de Janeiro, Kamis (4/8) WIB.
Ditemui sela-sela latihan tim angkat besi di Paviliun 5 Riocentro, Rio de Janerio, Alamsyah mengatakan bahwa persaingan pada cabang angkat besi Olimpiade 2016 akan sangat ketat, termasuk pada kelas-kelas yang diikuti lifter-lifter Indonesia.
Alamsyah juga mengakui sulit untuk mengetahui kekuatan lawan secara tepat, apalagi sejumlah negara yang dikenal kuat dalam cabang ini seperti Cina dan negara-negara Eropa Timur sangat merahasiakan latihan mereka.
"Selama di Rio de Janeiro ini, lifter-lifter top Cina dan negara Eropa Timur tidak pernah terlihat latihan di arena yang telah disediakan panitia ini," katanya.
Ofisial dari negara lain, kata Alamsyah, dipastikan juga memantau perkembangan dari lifter-lifter Indonesia selama latihan menjelang Olimpide ini. Negara lainnya yang juga akan meramaikan persaingan di Olimpiade ini adalah dari Korea Utara dan Thailand.
Tim Indonesia sudah menetapkan kelas-kelas yang akan diikuti para lifternya, yakni pada kelompok putra Deni di kelas 77 kilogram, Triyatno dan I Ketut Ariana di kelas 69 kilogram, serta dan Eko Yuli Irawan dan Muhammad Hasbi di kelas 62 kilogram. Sedangkan pada kelompok putri Dewi Safitri di kelas 53 kilogram dan Sri Wahyuni di kelas 48 kilogram.
"Kami sudah mempertimbangkan dengan masak pindahnya Deni ke kelas 77 kilogram. Ia juga siap dan angkatannya semakin bagus," kata Alamsyah.
Kondisi para lifter Indonesia sudah semakin bagus menjelang kompetisi angkat besi Olimpiade yang akan dimulai sehari setelah pembukaan Olimpiade tanggal 6 Agustus mendatang.
"Para atlet kita umumnya punya mental yang kuat, dan sudah biasa menghadapi persaingan yang ketat dalam kompetisi tingkat dunia," kata Alamsyah.
Ketatnya pemeriksan doping juga tidak menjadi masalah bagi lifter-lifter Indonesia karena mereka sudah mengerti masalah larangan tersebut sehingga siap diperiksa kapan saja.
"Sewaktu latihan di Cape Town (Afsel), lifter kami juga didatangi petugas dari WADA (badan antidoping dunia), dan tidak ada masalah," katanya.