Jumat 05 Aug 2016 17:21 WIB

Sepuluh Titik Panas Terpantau di Kalteng

Titik panas. Ilustrasi
Foto: Antara
Titik panas. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Masyarakat Kalimantan Tengah diingatkan lebih mewaspai adanya kebakaran hutan dan lahan. Itu mengingat saat ini ada 10 titik panas terjadi di tujuh daerah di wilayah itu.

"Tingkat akurasinya 37 persen, di bawah 50 persen. Semakin tinggi nilai akurasi, tingkat kepercayaan semakin mendekati titik api. Dengan tingkat akurasi di bawah 50 persen maka masih dalam kategori titik panas atau hot spot dan belum tentu titik api," kata Pelaksana Tugas Kepala Stasiun Meteorologi Bandara Haji Asan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Mulyono Leo Nardo di Sampit, Jumat (5/8).

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), satelit memantau titik panas pada Jumat pagi terdapat di satu titik Kecamatan Rungan Kabupaten Gunung Mas, satu titik di Kamipang Kabupaten Katingan, dua titik di Kotawaringin Lama Kabupaten Kotawaringin Barat, satu titik di Telawang Kabupaten Kotawaringin Timur, satu titik di Bukit Batu Kota Palangka Raya, satu titik di Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau dan tiga titik di Hanau Kabupaten Seruyan.

Beberapa pekan terakhir intensitas hujan di Kotawaringin Timur menurun. Imbasnya, kebakaran kembali terjadi sehingga membuat petugas pemadam api bekerja keras memadamkan kebakaran.

Kamis (4/8) malam hingga Jumat pagi, hujan deras mengguyur Sampit dan sekitarnya. Hujan kali ini diharapkan mampu membasahi tanah gambur agar tidak mudah terbakar.

"Kami memprakirakan masih ada potensi hujan sepekan ke depan dengan intensitas ringan hingga intensitas sedang," kata Mulyono.

Pantauan satelit pada Jumat siang, titik panas tidak terpantau lagi. Hujan deras diperkirakan merata sehingga berpengaruh terhadap titik panas yang sempat muncul.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur menyebutkan sepanjang Juli 2016 kebakaran lahan di kawasan Kota Sampit tercatat sebanyak delapan kali.

Pada Rabu dan Kamis kemarin, kebakaran lahan terjadi di Jalan Karya Bersama Kecamatan Baamang dan hari ini kebakaran di Jalan Kapten Mulyono Kecamatan Mentawa Baru Ketapang.

Kotawaringin Timur yang terdiri 17 kecamatan sangat rawan kebakaran lahan karena sebagian wilayahnya merupakan gambut tebal. Saat kemarau, gambut akan sangat kering sehingga mudah terbakar dan sulit dipadamkan karena api terus membakar hingga beberapa meter ke dalam tanah.

Sedangkan saat musim hujan, gambut yang fungsinya sudah rusak, tidak mampu lagi menyerap dan menyimpan air sehingga banjir makin sering terjadi.

"Meski hujan deras, kami tetap siaga karena sejak tanggal 11 Juli lalu, Kotawaringin Timur sudah siaga darurat bencana asap, walaupun ada hujan. Tahun ini kemaraunya masih ada hujan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotawaringin Timur, Sutoyo.

Kemarau di kabupaten ini berbeda-beda sehingga tingkat kerawanan kebakaran lahan juga berbeda. Wilayah yang sangat kering diprediksi terjadi di Kecamatan Telawang.

Wilayah lain yang diprediksi kering yakni Kecamatan Antang Kalang, Baamang, Bukit Santuai dan sekitarnya, Kotabesi, Mentaya Hilir Utara, Mentawa Baru Ketapang dan Parenggean. Sedangkan wilayah berpotensi agak kering, meliputi Kecamatan Cempaga Hulu dan Mentaya Hilir Selatan.

Wilayah yang diprediksi kemaraunya cukup normal yakni Kecamatan Cempaga, Seranau, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut. Saat kemarau tahun lalu, Teluk Sampit dan Pulau Hanaut termasuk kecamatan yang dilanda kebakaran lahan dan kabut asap cukup parah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement