REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Pasukan Pemerintah Suriah meluncurkan serangan udara secara intensif ke Aleppo, Senin (8/8). Hal ini dilakukan setelah kelompok pemberontak mengklaim telah membuat kemajuan dan masih menguasai banyak wilayah di kota tersebut.
Sebelumnya, pemberontak juga mengatakan mereka telah membubarkan pengepungan yang dilakukan pasukan pemerintah negara itu dalam beberapa pekan terakhir. Namun, hal itu dengan tegas dibantah Pemerintah Suriah.
"Tidak ada serangan balasan yang signifikan dari pemerontak dan tidak ada satu pun keuntungan yang mereka dapatkan," ujar pernyataan Pemerintah Suriah, dilansir BBC, Senin (8/8).
Dalam sebuah video yang dirilis Pemerintah Suriah, terlihat serangan diintensifkan ke wilayah selatan dan barat Aleppo. Selama ini, wilayah tersebut dikuasai oleh pasukan pemberontak dan 250 ribu warga sipil berada di dalamnya.
Pengepungan wilayah yang dikuasai pemberontak dilakukan oleh pasukan pemerintah mulai Juli lalu. Operasi kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil dari Aleppo juga dilakukan.
Dengan pengepungan dan serangan udara yang diluncurkan pasukan pemerintah bersama dengan Rusia ke Aleppo, pemberontak mengatakan akan menggandakan serangan baru. Mereka menegaskan tidak akan menyerah sebelum dapat merebut kembali seluruh wilayah di salah satu kota terbesar Suriah tersebut.
"Kami tidak akan beristirahat hingga berhasil menaikkan bendera tanda Aleppo telah ditaklukkan," ujar pernyataan dari salah satu koalisi pemberontak.