Kamis 11 Aug 2016 05:20 WIB

Kelompok Pengelola Sampah Diharapkan Jadi Pionir

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Irfan Fitrat
Daur Ulang Sampah
Foto: Antara/Fikri Adin
Daur Ulang Sampah

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN — Jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang semakin padat memicu persoalan tersendiri terkait sampah. Untuk penanganannya, Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, harus dilakukan secara sinergis oleh berbagai pihak.

Salah satunya adalah kelompok masyarakat. Saat ini di Sleman sudah ada sekitar 200 kelompok pengelola sampah hingga tingkat RT. “Saya berharap keberadaan kelompok-kelompok pengelola sampah dapat menjadi pionir dalam menumbuhkan kepedulian masyarakat, sekaligus dapat menjadi motivasi bagi perubahan perilaku masyarakat terkait pengelolaan sampah di wilayahnya masing-masing,” kata Bupati di Sleman, Selasa (9/8).

Bupati mengatakan, berdasarkan data Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY, total tumpukan sampah di Sleman setiap harinya mencapai 8.000 meter kubik. Sebanyak 60 di antaranya merupakan sampah plastik. Menurut dia, sampah ini berpotensi memiliki nilai ekonomis jika dikelola secara profesional. Namun, kata dia, akan menjadi masalah jika masyarakat maupun pemerintah tidak mampu mengelolanya.

Menurut Bupati, bukan hanya pemerintah, penanganan permasalahan sampah ini mesti juga dilakukan bersama oleh seluruh pihak, termasuk para pemangku kepentingan lain. Upaya ini, kata dia, dapat dimulai dengan mengelola sampah dengan konsep 3R (reduce, reuse, recycle). Bupati pun mendorong pengurangan penggunaan plastik. Misalnya, dengan beralih menggunakan tas ramah lingkungan ketika berbelanja. 

Sampah pun dapat dipilah menjadi organik dan anorganik. Bupati mengatakan, sampah organik bisa diolah menjadi kompos sebagai media tanam. Sedangkan sampah anorganik bisa dikreasikan menjadi kerajinan atau langsung dijual. Bupati optimistis persoalan sampah ini dapat teratasi apabila muncul kesadaran dan kedisiplinan dari seluruh masyarakat untuk melakukan pengelolaan yang tepat.  

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement