Kamis 11 Aug 2016 16:09 WIB

'Ayat-Ayat yang Disembelih' Ungkap Kekejaman PKI

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Teguh Firmansyah
Suasana kota Madiun yang rusak parah akibat pemberontakan PKI Madiun 1948.
Foto:
Massa PKI ditangkap di Madiun 1948.

Bahkan, korban PKI di tepi Sungai Bengawan Solo bukan dari kalangan Islam, melainkan umat Kristen, Hindu, dan Buddha.  Seorang pemimpin PKI yang bernama Kutil melakukan penyembelihan besar-besaran di Brebes, Pekalongan, dan lain-lain.

Thowaf dan Anab Afifi dalam bukunya setebal 259 halaman menuliskan kisah nyata dari 30 saksi hidup yang terdiri atas korban, kerabat, dan keluarga korban keganasan PKI di Jakarta, Solo, Ngawi, Madiun, Magetan, Ponorogo, Kediri, Blitar, dan Surabaya. Diharapkan buku Ayat-ayat yang disembelih bisa menjadi referensi sejarah yang sebenarnya.

Sekarang antara keluarga pelaku dan keluarga korban sudah terjadi rekonsiliasi sosiokultural yang terbangun secara alamiah. Mereka sudah ada yang bisa hidup berdampingan. Namun, ada juga yang masih ada yang bermusuhan. 

Ketua Benteng Budaya Sigit mengatakan, Ayat-ayat yang Disembelih ini akan diangkat dalam pentas drama dan ini merupakan kelanjutan dari serial Diskusi Bela Negara dan Pancasila dengan mengangkat “Kutil” sebagai julukan bagi Pemuda Partai Komunis Indonesia yang melakukan pembunuhan di mana-mana. Rencananya, pentas drama yang berdurasi sekitar 1,5 jam akan dipentaskan pada bulan Oktober.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

  • Sangat tertarik
  • Cukup tertarik
  • Kurang tertarik
  • Tidak tertarik
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement