REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa membantah penggunaan isu SARA untuk mengganjal calon Gubernur pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di ajang Pilgub DKi 2017.
"Isu (SARA) itu saya pikir nggak relevan lagi di pakai. Itu sama saja kita mengalami kemunduran. Saya pikir ini kita di Indonesia dan PKB sebgai partai terbuka sangat menghargai pancasila dan kebhinekaan," kata anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi PKB, Abdul Azis.
Ketua Gerakan Pemuda Ansor DKI Jakarta tersebut menilai warga Jakarta telah cerdas untuk melihat siapa calon pemimpin yang benar-benar terbukti hasil kerjanya. Terlebih menurutnya, penggunaan isu sara bertentangan dengan Undang-Undang.
"Kalau masih menggunakan isu SARA soal pemimpin kafir itu kan melanggar UU dan aturan yang ada. Masyarakat Jakarta sudah cerdas-cerdas bisa membedakan mana pemimpin yang layak di pilih dan tidak," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Rokhmat S. Lobib menyebut tiga cara yang bisa dilakukan umat Islam di Jakarta untuk membuat Ahok tidak terpilih lagi sebagai Gubernur.
Pertama, ubah sistem negara karena sistem demokrasi memberikan peluang kepada orang non-muslim orang pemimpin. Kedua, non-muslim tidak akan menjadi pemimpin kalau tidak ada partai politik yang mencalonkannya.
Cara yang ketiga, kata Rokhmat, dengan menyadarkan umat muslim bahwasanya Islam melarang umat muslim memilih pemimpin dari agama di luar Islam.
Baca juga, Akhir Ahok Pilih Maju Lewat Partai Politik.