Sabtu 13 Aug 2016 14:17 WIB

PKB tak akan Gunakan Isu SARA untuk Jegal Ahok

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok
Foto: Foto : Mgrol_76
Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa membantah penggunaan isu SARA untuk mengganjal calon Gubernur pejawat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di ajang Pilgub DKi 2017.

"Isu (SARA) itu saya pikir nggak relevan lagi di pakai. Itu sama saja kita mengalami kemunduran. Saya pikir ini kita di Indonesia dan PKB sebgai partai terbuka sangat menghargai pancasila dan kebhinekaan," kata anggota DPRD DKI Jakarta dari fraksi PKB, Abdul Azis.

Ketua Gerakan Pemuda Ansor DKI Jakarta tersebut menilai warga Jakarta telah cerdas untuk melihat siapa calon pemimpin yang benar-benar terbukti hasil kerjanya. Terlebih menurutnya, penggunaan isu sara bertentangan dengan Undang-Undang.

"Kalau masih menggunakan isu SARA soal pemimpin kafir itu kan melanggar UU dan aturan yang ada. Masyarakat Jakarta sudah cerdas-cerdas bisa membedakan mana pemimpin yang layak di pilih dan tidak," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia, Rokhmat S. Lobib menyebut tiga cara yang bisa dilakukan umat Islam di Jakarta untuk membuat Ahok tidak terpilih lagi sebagai Gubernur.

Pertama, ubah sistem negara karena sistem demokrasi memberikan peluang kepada orang non-muslim orang pemimpin. Kedua, non-muslim tidak akan menjadi pemimpin kalau tidak ada partai politik yang mencalonkannya.

Cara yang ketiga, kata Rokhmat, dengan menyadarkan umat muslim bahwasanya Islam melarang umat muslim memilih pemimpin dari agama di luar Islam.

Baca juga, Akhir Ahok Pilih Maju Lewat Partai Politik.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement