REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Sekitar 900 warga Korea Selatan mencukur kepala mereka pada Senin (15/8) sebagai protes terhadap keputusan pemerintah. Pemerintah berencana menempatkan sistem pertahanan rudal yang dirancang untuk melawan ancaman rudal Korea Utara di daerah tenggara Seongju.
Ketegangan meninggi sejak Korea Utara melakukan uji coba nuklir keempat pada Januari. Uji coba itu diikuti peluncuran satelit dan serangkaian peluncuran uji rudal.
Korsel pada Juli mengumumkan unit pertahanan anti-rudal Amerika Serikat THAAD akan dikerahkan di Seongju. Namun warga memprotes dengan alasan kekhawatiran keamanan atas sistem radar canggih dan potensinya menjadi sasaran perang.
Rencana tersebut juga telah membuat marah Cina dan peringatan pembalasan dari Korut.
Warga Seongju, banyak dari mereka petani budidaya berbagai melon duduk diam dengan muram, mencukur kepala mereka sementara pemimpin protes meneriakkan "Tidak untuk THAAD!".
"THAAD tidak boleh digunakan sama sekali, tidak hanya di Seongju tetapi di mana saja di Korea Selatan," ujar seorang petani melon Yoo Ji-won (63 tahun). "Kami warga berkumpul di sini dan mencukur kepala untuk berdemonstrasi menentang penyebarannya," lanjut dia.
Penyelenggara mengatakan sebanyak 908 orang tergabung dalam bagian protes cukur rambut tersebut. "Ini adalah cara paling ampuh menampilkan protes," kata pemimpin protes Kim An-soo. "Kami tidak bisa protes apa pun yang lebih besar," lanjut dia.
Kementerian Pertahanan Korsel telah berjanji meminimalkan dampak dari THAAD pada warga dan ligkungan.
"THAAD adalah ukuran pertahanan diri, kami telah memutuskan menyebarkan guna melindungi kehidupan orang-orang kami dari provokasi sembrono Korea Utara," kata Presiden Korsel Park Geun-hye dalam pidatonya pada Senin (15/8).