REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) akan menerapkan reformulasi kebijakan suku bunga BI 7 Days Repo Rate pada 19 Agustus mendatang. Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menilai, suku bunga kebijakan yang baru ini merupakan salah satu instrumen moneter BI dalam mengendalikan inflasi.
"Menurut saya, BI 7 Days Repo Rate yang akan menjadi suku bunga kebijakan BI bertujuan untuk memperkuat operasi moneter BI sehingga transmisi kebijakan moneter dapat direspon lebih cepat oleh suku bunga pasar,"ujar Josua Pardede pada Republika.co.id, Rabu (17/8).
Di samping itu, kata Josua, BI akan menjaga koridor suku bunga yang simetris dan lebih sempit, yaitu Deposit Facility (DF) Rate dan Lending Facility (LF) Rate berada masing-masing 75 basis points (bps) di bawah dan di atas BI 7 Days Repo Rate.
Dengan demikian, BI juga mendukung dalam hal pendalaman pasar repo di perbankan nasional sehingga akan memperkuat kondisi likuiditas. Josua mengatakan, ke depan, dengan suku bunga kebijakan baru tersebut, diharapkan suku bunga kebijakan BI dapat langsung direspon. Sehingga penyesuaian cost of fund perbankan akan lebih cepat, dan perubahan suku bunga kredit akan lebih cepat.
"Dan dengan demikian dapat tetap mendukung penyaluran kredit di sektor riil dan mendorong pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Joshua menambahkan, BI juga akan tetap mengimplementasikan Inflation Targeting Framework di mana suku bunga kebijakan BI akan tetap didasarkan pada penilaian perkembangan inflasi, sehingga stabilitas harga dan stabilitas rupiah tercapai.
"Dengan perkataan lain, suku bunga kebijakan BI 7 Days Repo Rate merupakan salah satu instrumen moneter BI dalam mengendalikan inflasi," ujarnya.
Ia menjelaskan, seandainya ada tekanan inflasi dan rupiah cenderung tidak stabil ke depannya, BI akan meresponnya dengan menaikkan suku bunga kebijakan dan begitu juga sebaliknya.
Bank Indonesia (BI) menargetkan inflasi pada tahun ini dan tahun depan berada pada kisaran empat persen plus minus satu persen. Sedangkan dalam Inflation Targeting Framework, BI menargetkan inflasi pada 2018 di kisaran 3,5 persen plus minus satu persen.