Kamis 18 Aug 2016 23:37 WIB

'Full Day School Butuh SDM yang Masif'

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Bayu Hermawan
anak belajar (ilustrasi)
Foto: pixabay
anak belajar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji menilai full day school belum tepat diterapkan saat ini. Menurutnya saat ini yang paling tepat adalah menerapkan manajemen berbasis sekolah," katanya, Kamis, (18/8).

Ia menilai full day school kalau dilaksanakan sekarang tak mungkin berjalan baik. Sebab harus ada tambahan sumber daya manusia yang masif.

Misal anak-anak usai belajar di kelas, mereka melakukan latihan sepak bola untuk mengisi program full day school. Maka mereka membutuhkan pelatih.

Begitu pula kalau mereka mau latihan teater maupun seni musik. Mereka harus mencari pelatih seni teater dan pelatih seni musik.

"Makanya untuk melaksanakan full day school membutuhkan SDM yang masif. Sebab tak mungkin memakai guru yang ada," ujarnya, Kamis (18/8).

Sebenarnya, ia menjelaskan, full day school bukan barang baru. Namun kebanyakan yang menerapkan sekolah swasta karena mereka punya dana dan SDM.

Sebenarnya konsep full day school itu bagus. Anak-anak usai belajar di kelas misalnya berlatih sepakbola, dalam latihan itu mereka akan belajar kerjasama, sportivitas, kompetitif, berani menerima kekalahan.

"Di dalam latihan sepakbola itu ada pendidikan karakter. Makanya konsepnya bagus tapi tak bisa disamaratakan di semua sekolah sebab ada anak yang kebanyakan suka main bola, namun di sekolah lain mungkin anak-anaknya lebih suka main musik," kata Indra.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement