REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah saat ini sedang menjaring program-program yang dinilai tidak jelas outcome-nya. Program tersebut, akan dicoret baik dari ajuan anggaran perubahan maupun anggaran APBD 2017.
"Kalau programnya tidak jelas output-nya kami ya akan coret, mohon maaf. Baik tahun 2016, pada perubahan, dan untuk 2017 semenjak awal kita akan coret," ujar Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang akrab disapa Aher usai evaluasi rapat akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (AKIP) di Ruang Sanggabuana, Gedung Sate, Senin (22/8).
Menurut Aher, Presiden menegaskan hal ini karena urusan ini penting dengan perubahan kalimat paradigma. "Dulu money follow function. Sekarang money follow program, program follow result," katanya.
Aher mengatakan, beberapa program sudah ada yang dicoret dan ada yang dihemat. Namun, Ia enggan menyebutkan program apa saja yang dicoret atau dihemat tersebut.
"Pokoknya anggaran tidak jelas kita coret. Ada yang sudah dicoret. Ada beberapa yang dihemat. Kalau urusan rapat dan kordinasi sudah bisa separonya," katanya.
Aher menginginkan program yang terlaporkan dan akuntabilitasnya juga baik. Selain itu, kerja pun harus akuntabel, artinya bisa dipertanggungjawabkan, outcome-nya jelas bisa dirasakan masyarakat, baik jangka pendek maupun panjang.
Contohnya, kata dia, program pembibitan kopi Rp 5 miliar, volume 2 juta bibit kopi. Yakni, Arabica 1,5 juta dan robusta 0,5 juta.
"Itu program dan volume. Itu program besar, rinciannya ditulis, berapa saja mulai dari plastik, pupuk, biaya tukan, dan pemeliharaannya berapa itu harus rinci," katanya.
Nanti, kata dia, ketika di outcome pun harus tertulis jelas, bibit kopi 2 juta pohon ada sejumlah petani kopi dapat bantuan sekian. "Ada ratusan kopi ratusan hektare, nanti diprediksi akan ada produksi kopi itu output. Kita minta program itu seperti itu," katanya.