Rabu 24 Aug 2016 17:19 WIB

Debu Sinabung Tutupi Berastagi

Rep: Issha Harruma/ Red: Esthi Maharani
Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik ketika erupsi, di Karo, Sumatera Utara, Rabu (25/5).
Foto: Antara/Maz Yons
Gunung Sinabung menyemburkan material vulkanik ketika erupsi, di Karo, Sumatera Utara, Rabu (25/5).

REPUBLIKA.CO.ID, KARO -- Debu vulkanik akibat erupsi gunung Sinabung, Karo, Sumatra Utara terbawa angin hingga menutupi sebagian Berastagi. Debu vulkanik ini muncul akibat erupsi yang terjadi beberapa kali hari ini, Rabu (24/8).

Dansatgas Letkol Inf Agustatius Sitepu mengatakan, debu vulkanik yang menutupi kota wisata itu cukup tebal. Namun, debu yang menyelimuti perkantoran, rumah-rumah penduduk dan kompleks pertokoan tidak mengganggu aktifitas masyarakat. Jarak pandang pun, kata Agustatius, belum mengganggu aktifitas masyarakat.

"Tadi kita telah membersihkan objek-objek vital yang tertutup debu. Kegiatan warga tetap normal karena ini sudah biasa jadi tidak begitu berpengaruh kepada aktifitas masyarakat," kata Agustatius.

Agustatius mengatakan, frekuensi erupsi yang terjadi hari ini cukup banyak. Namun, jarak luncur tidak bisa terlalu teramati karena tertutup kabut dan cuaca mendung.

"Jarak luncur tidak tercatat tapi arah angin ke Berastagi sehingga debu banyak ke sana. Aktifitas Sinabung tetap tinggi jadi erupsi memang rutin terjadi," ujar dia.

Menurut Agustatius, pada hari ini, gunung Sinabung beberapa kali erupsi, di antaranya mulai pukul 00.04 WIB dengan gempa 218 detik, pukul 00.11 WIB dengan gempa 163 detik. Lalu sekitar pukul 00.16 WIB terjadi lagi erupsi dengan gempa 407 detik, serta pukul 00.42 WIB dan pukul 00.45 WIB, erupsi kembali terjadi dengan lama gempa bervariasi dari 167 detik hingga 210 detik.

"Kemudian pada pukul 09.31 WIB, erupsi terjadi disertai awan panas guguran. Angin bertiup perlahan dan arah angin ke timur," ujar Agustatius.

Seperti diketahui, status gunung Sinabung masih di level 4 atau Awas. Ribuan orang masih mengungsi di sejumlah posko yang disediakan pemerintah. Meski dilarang, masih banyak warga yang tetap memasuki zona merah untuk bertani atau sesekali pulang ke rumahnya

Masyarakat dan pengunjung diminta tidak melakukan aktifitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan masyarakat dalam jarak 7 km untuk sektor selatan-tenggara, dalam jarak 6 km untuk sektor tenggara-timur, serta dalam jarak 4 km untuk sektor utara–timur gunung Sinabung.

Sebelumnya, guguran lava disertai banjir lahar dingin kembali terjadi di Sinabung, Selasa (23/8) malam. Masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Sinabung pun diimbau agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement