REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Presiden Filipina Rodrigo Duterte memperingatkan bahwa Cina "akan berdarah" jika tetangga Asia superior militer itu melanggar wilayah mereka. Duterte mengeluarkan peringatan yang berkaitan dengan sengketa teritorial tersebut pada Rabu (24/8) dalam pidato di sebuah kamp militer.
Sebelumnya, Pengadilan Tetap Arbitrase memutuskan Cina telah melanggar hak-hak berdaulat dengan menjelajahi sumber daya di Laut Cina Selatan di sembilan garis putus-putus.
Menurut Duterte, Filipina dan Cina mendorong usaha damai dan tidak ingin perlawanan. Namun, mantan wali kota Davao itu khawatir dengan apa yang akan terjadi jika upaya damai gagal.
"Saya menjamin kepada mereka, jika Anda (Cina--Red) masuk ke sini, itu akan 'berdarah' dan kami tidak akan membiarkan mereka dengan mudah," katanya, dilansir dari Asian Correspondent, Kamis (25/8).
Duterte menegaskan tidak ingin memprovokasi Cina dengan respons agresif. Ia mengatakan, Pemerintah Filipina bermaksud meredakan ketegangan dengan mengirimkan utusan, tetapi siap mengambil pendekatan yang lebih keras.
Baca juga, Bahas Laut Cina Selatan. Cina Marah dengan Negara Maju.