Senin 29 Aug 2016 06:13 WIB

Apindo: Sektor UKM Masih Terkendala Permodalan

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Perajin UKM (ilustrasi)
Foto: nenygory.wordpress.com
Perajin UKM (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Penguasa Indonesia (Apindo) menilai akses terhadap permodalan dan bunga kredit perbankan yang masih tinggi masih menjadi kendala sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk berkembang.

Ketua Apindo Bidang UKM Nina Tursina mengatakan, pemerintah masih perlu memaksimalkan program-program yang berpihak pada sektor UKM. Apalagi berdasarkan data Bank Indonesia sektor UKM terbukti dapat berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 60,3 persen.

"Saya harap pemerintah lebih memaksimalkan program-programnya agar mereka bisa mengembangkan usaha mereka secara maksimal. Karena masih banyak di daerah-daerah yang tidak bisa mengembangkan usahanya karena kekurangan modal,"ujar Nina Tursina pada Republika, Ahad (28/8).

Selain masalah permodalan, bunga yang tinggi, plafon kredit yang tidak sesuai kebutuhan mereka serta agunan juga menjadi kendala industri UKM berkembang. Apalagi menurutnya untuk biaya produksi dana bahan baku tidaklah sedikit. Di tengah situasi ekonomi yang masih lamban saat ini plafon Rp 25 juta dinilai tidak cukup.