REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNG KIDUL -- Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berupaya menekan angka buta aksara. Rentang umur warga buta huruf yakni 15 hingga 60 tahun.
"Sampai saat ini, kami masih menghadapi angka buta aksara yang jumlahnya mencapai 15.000," kata Sekretaris Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Gunung Kidul Bahron Rasyid, Selasa (30/8).
Ia mengatakan bahwa target pengurangan buta aksara sebesar 10.000 orang bisa tarcapai 2016 dan akan dilanjutkan pada 2017. Ia mengaku sudah menyiapkan strategi yakni memaksimalkan pusat kegiatan belajar masyarakat ( PKBM) yang ada di desa-desa.
"Nantinya warga yang buta aksara bisa diikutkan dalam PKBM di desa," katanya.
Bahron berharap masyarakat ikut terlibat dalam upaya pengentasan buta aksara ini. Sehingga target bebas buta aksara tercapai.
"Pengentasan masyarakat dari buta aksara bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan seluruh lapisan masyarakat," katanya.
Sampai saat ini, kata dia, buta aksara menjadi masalah serius bagi pemerintah. Hal ini berkaitan dengan kesejahteraan karena warga yang masih buta aksara akan sulit memperoleh informasi.
"Sebagian informasi disampaikan melalui tulisan. Kalau warga mengalami buta aksara, tidak bisa membaca akan ketinggalan informasi sehingga sulit berkembang," kata dia.
Bahron mengatakan bahwa target pengentasan buta aksara bisa dicapai, maka kualitas ?sumber daya manusia Gunung Kidul bisa meningkat.
"Sumber daya manusia meningkat maka kesejahteraan akan meningkat," katanya.