REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian meminta segenap perangkat pemerintahan di Provinsi Riau mewaspadai potensi konflik sumber daya alam (SDA). Ia mengatakan SDA luar biasa yang dimiliki Riau harus dapat betul-betul menunjang dan mendorong kesejahteraan masyarakat. Jika terealisasi, dia optimistis masyarakat Riau lebih maju dan sejahtera daripada masyarakat daerah lain di Indonesia.
"Tapi sebaliknya kalau SDA tidak terdistribusi secara merata dan masyarakat tidak merasakan hasilnya maka yang terjadi adalah potensi konflik bahkan perlawanan. Itu yang kita waspadai," katanya, Senin (29/8) malam.
Dia mengemukakan Riau yang salah satu provinsi terkaya di Sumatra dan Indonesia, di satu sisi memberikan berkah bagi masyarakat Riau, akan tetapi bisa menjadi potensi konflik jika tidak dikeloa dengan baik.
"Ibarat pepatah ada gula ada semut, maka di Riau banyak gulanya dan semut akan datang," katanya Antaranews.
Semut itu mulai masyarakat lokal sampai pendatang sehingga pengelolaan SDA yang tidak pas akan menimbulkan masalah, mulai dari masalah lingkungan, sengketa lahan antara pengembang versus masyarakat adat, ulayat, atau lokal.
Belum lagi potensi konflik dari masyarakat yang makin heterogen karena banyak pendatang.
"Muncul dikotomi lokal versus pendatang, ini yang membuat kalau tidak dikelola dengan baik potensinya justru menjadi gangguan. Justru di tempat yang tidak ada potensi alamnya mungkin potensi konflik jadi kecil karena tidak ada yang diperebutkan, tapi ketika potensinya yang luar biasa tentu menjadi perebutan," katanya.