REPUBLIKA.CO.ID, NIAS -- Wilayah Pesisir Barat Sumatra Utara, Pulau Nias, Pulau Pini, dan Kepulauan Batu, diguncang gempabumi tektonik, Jumat (2/9). Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempabumi terjadi pada pukul 03.04.17 WIB dengan kekuatan M=5,5.
"Pusat gempabumi terletak pada 0,54 LU dan 98,47 BT, tepatnya di laut pada jarak 68 km arah barat Natal Sumatera Utara pada kedalaman 47 kilometer," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (2/9).
Hasil analisis peta tingkat guncangan (shake map) BMKG menunjukkan, dampak gempa bumi berupa guncangan cukup kuat dirasakan di Pulau Nias selatan, Pulau Pini, dan Kepulauan Batu. Guncangan cukup kuat juga dirasakan di beberapa daerah di pesisir barat Sumatera Utara seperti di Batahan, Natal, Muarasoma, Singkuang, Muaraupu, Banjarpigogah, Airbangis, dan Sikarbau pada skala intensitas II SIG BMKG (II-IV MMI).
Daryono menyampaikan, akibat gempa tersebut banyak warga setempat terkejut kemudian terbangun dari tidurnya. Beberapa diantaranya bahkan sempat berusaha lari keluar rumah akibat guncangan cukup kuat yang terjadi dengan tiba-tiba.
"Namun demikian hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan akibat gempabumi," terang Daryono.
Hasil monitoring BMKG hingga saat ini belum terjadi gempabumi susulan. Untuk itu masyarakat pesisir barat Sumatera Utara, Pulau Nias, Pulau Pini, dan Kepulauan Batu dihimbau agar tetap tenang mengingat gempabumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami.
Ditinjau kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal yang dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust. Hiposenter gempabumi tampaknya berada tepat di bidang kontak antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia. Ini relevan dengan hasil analisis mekanime sumber yang menunjukkan di pusat gempa terjadi mekanisme penyesaran naik (thrust fault).
Meskipun berkedalaman dangkal gempabumi ini tidak disebabkan oleh aktivitas Mentawai Backthrust, karena kelanjutan backthrust ini ada di sebelah barat Pulau Pini, sementara pusat gempabumi ini tepat di utara Pulau Pini . Secara tektonik kawasan ini memang merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks yang sering terjadi gempabumi dengan kedalaman dangkal.
"Gempa bumi menunjukkan bahwa di zona ini pernah mengalami gempabumi kuat pada tahun 1861. Beberapa gempabumi kuat ini selain merusak diantaranya memicu terjadinya tsunami," ucap Daryono