REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkenalan Albania dengan Islam dimulai ketika negara tersebut menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman pada abad ke-14. Menurut Sabrina Ramet (1998) dalam Nihil Obstat: Religion, Politics, and Social Change in East-Central Europe and Russia, kedatangan Islam pada awalnya terjadi di kalangan elite Kristen.
Termasuk tokoh aristokrat seperti George Kastrioti (Skanderbeg), yang sementara dalam pelayanan Ottoman adalah seorang mualaf, kemudian kembali ke Kristen pada akhir abad ke-15 saat pemberontakan pertama dimulai. Selama konflik antara Skanderbeg dan Ottoman berbagai pertempuran dan perampokan terjadi.
(Baca: Islam di Albania Mayoritas tapi Sekuler)
Hal ini mendorong Sultan Mehmet II untuk membangun Benteng Elbasan (1466) di dataran rendah, untuk melawan resistensi yang datang dari kubu gunung. Pada 1468, sebagian dari aristokrasi Albania bermigrasi ke selatan Italia. Mereka melarikan diri dari penaklukan Ottoman. Namun, beberapa warga Albania juga ada yang memilih untuk menetap di desa mereka.
(Baca Juga: Albania Akui Hari Besar Islam)
Pada paruh abad ke-20, Albania sempat dikuasai oleh Komunis di bawah rezim Stalinis. Sehingga negara tersebut pernah menjadi ateis. Ketika komunisme runtuh, badan amal Islam datang dari luar negeri, seperti Semenanjung Arab dan Afrika utaratimur. Mereka datang untuk membantu komunitas Muslim.
Enver Hoxha, pemimpin komunis garis keras yang memerintah Albania, memberlakukan larangan agama. Dan pada 1976, Albania sebagai negara ateis pertama dideklarasikan di dunia. Semua bentuk ibadah dilarang dan dikriminalisasi. Beberapa orang mempraktikkan agama mereka secara rahasia. Larangan agama dicabut pada 1990 ketika Komunisme runtuh.