Senin 05 Sep 2016 23:46 WIB

Ahok: Pondok Indah Harus Punya Ketua RT/RW Yang Dituakan

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Bilal Ramadhan
Petugas kepolisian mengamankan salah satu pelaku perampokan dan penyanderaan di salah satu rumah kawasan Pondok Indah, Jakarta, Sabtu (3/9).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Petugas kepolisian mengamankan salah satu pelaku perampokan dan penyanderaan di salah satu rumah kawasan Pondok Indah, Jakarta, Sabtu (3/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kawasan Perumahan Pondok Indah sempat gempar karena kasus perampokan dan penyanderaan, Sabtu (3/9). Dua tersangka yaitu AJ dan S berhasil diringkus di rumah elit Jalan Bukit Hijau VII, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu (3/9) pukul 14.20 WIB oleh petugas gabungan dari Polsek Kebayoran Baru, Polres Jakarta Selatan, Polda Metro Jaya dan Gegana.

Pelaku menyandera penghuni dan pembantu rumah tangga dengan menggunakan senjata api di rumah milik Asep Sulaiman. Menanggapi hal ini, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan seharusnya perumahan Pondok Indah memiliki sosok ketua RT dan RW yang seperti orang tua.

Ia menginginkan adanya keamanan dan tidak sekedar hanya kontribusi uang kebersihan saja. "Harusnya RT RW itu kan hidup bermasyarakat. Ada yg dituakan. Ada yang mengurusi jika terjadi percekcokan," ujar Ahok di Balai Kota, Senin (5/9).

Ia mengatakan sudah mengeluarkan Peraturan Gubernur yang memberhentikan RT dan RW yang tidak mau mengayomi warganya. "RT dan RW yang tidak mau jadi org tua, yg dituakan, cuma pikirannnya duit akan kita berhentikan. Ada beberapa yg gak senang sama saya kan," katanya.

Sisi lain, Ahok sempat menyebutkan banyak orang-orang yang hidup di rumah mewah Pondok Indah mengeluhkan soal kebersihan. "Apalagi kalo ada oknum-oknum. Buka parkiran, buka lapak. Sekarang perumahan oknum RT dan RW itu di jalur hijau, di got (selokan)  jd tempat jualan, parkiran. Itu yang mau kami berantas," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement