Selasa 06 Sep 2016 17:51 WIB

Megawati Minta Kader Setor Sumbangan ke Partai

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memberikan pembekalan saat pembukaan Sekolah Partai Calon Kepala dan Wakil Daerah angkatan ke-2 di Depok, Jawa Barat, Selasa (6/9). (Republika/ Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memberikan pembekalan saat pembukaan Sekolah Partai Calon Kepala dan Wakil Daerah angkatan ke-2 di Depok, Jawa Barat, Selasa (6/9). (Republika/ Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengatakan, prinsip yang diusung partai adalah gotong-royong. Maka dari itu, setiap kader yang terpilih menjadi kepala daerah harus memberikan sumbangan bagi partai.

"Kita ini partai yang gotong royong. Jadi harus tahu. Jangan asal jadi bupati, wali kota. Tapi enggak mau nyumbang," kata Mega saat membuka Sekolah Partai di Wisma Kinasih, Depok, Jawa Barat, Selasa (6/9).

(Baca juga: Megawati Ingatkan Kader tak Lupakan Jasa Partai)

Presiden kelima Republik Indonesia tersebut tak rela jika parpolnya hanya dijadikan kendaraan para kader untuk mencapai jabatan penting di pemerintahan. Sementara, setelah mereka mendapatkan apa yang dicita-citakannya, tidak memberikan kontribusi bagi partai.

"Jadi kalau Anda ini mau gratisan, terus kita ini partai hanya jadi kuda tunggang. No, no, no," ucap Mega.

Ia pun menegaskan tak peduli jika aturan setor sumbangan kader ke partai menjadi bahan ejekan atau di-bully masyarakat. Menurutnya, yang mengejek aturan tersebut justru tak paham politik.

"Karena ini pernah saya di-bully. Kadang-kadang saya sudah ogah dengar bully-bullyan. Mau di-bully kek, dikasih kumis kek, dikasih wig. Kalian itu meledek presiden kelima lho," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement