REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan Muslim di negara itu pertama kali tercatat dalam sensus pemerintah April 1874. Ada 15-17 penambang emas Muslim Cina di Pulau Selatan. Namun, tidak banyak yang diketahui mengenai para imigran ini. Mereka diasumsikan pindah ke Australia atau kembali ke Cina. Keberadaan mereka tidak terlacak lagi dalam sensus tahun berikutnya. Sensus baru menunjukkan peningkatan jumlah Muslim pada dekade 1990-an. Pada 1890-an, beberapa pria Muslim Punjabi bermigrasi ke Pulau Utara. Pada 1900, ada beberapa Muslim tiba dari Gujarat, disertai keluarga dan anggota kerabat.
Gelombang kedua Muslim Selandia Baru terjadi pada 1950-1960-an. Ada sejumlah besar Muslim asal Semenanjung Balkan, seperti Bosnia, Kosovar, dan Albania, yang melarikan diri dari rezim komunis.
Pada 1970-an, populasi Muslim meningkat dengan pertambahan imigran dari India dan Fiji. Juga, para siswa dari negara-negara Muslim yang belajar di universitas Selandia Baru. Untuk pertama kalinya, sensus 1976 mencatat populasi Muslim mencapai angka ribuan (1.425 jiwa).
William Shepard dalam The Islamic Contribution'', Brian Colless dan Peter Donovan (ed), Religion in New Zealand Society mengamati alasan di balik pertambahan jumlah populasi Muslim ini tak lepas dari beberapa faktor.
Pertama, migrasi Muslim asli India, khususnya keturunan Fiji. Kedua, migrasi pekerja kerah putih dari negara Muslim, khususnya pada 1970-an. Ketiga, pertukaran pelajar dari negara Muslim. Keempat, kehadiran diplomat asing dari negara Muslim. Perkembangan politik dan kebijakan imigrasi Selandia Baru turut menyumbang pertambahan populasi Muslim.
Ruqayya Sulaiman-Hill dalam "Kiwis on the Straight Path: Muslim Conversion in NZ", dalam Aotearoa Ethnic Network Journal 2007 mengerucut pada beberapa faktor utama konversi orang Selandia Baru. Ia mengadakan penelitian terhadap 31 mualaf. Hasilnya, kebanyakan mualaf terpikat oleh faktor teologi. Faktor lain adalah interaksi mualaf dengan Muslim, entah tetangga, teman sekolah, atau teman seperjalanan.
Pernikahan tetap menjadi salah satu faktor penyebab konversi, tapi hanya tiga persen responden yang menyebutkan alasan tersebut. Penelitian atau literatur juga berpengaruh, tapi kebanyakan tetap diiringi dengan interaksi langsung. Ia menambahkan, kebanyakan warga Selandia Baru masuk Islam pada usia muda, antara 10-25 tahun.
"Populasi Muslim lebih muda daripada populasi keseluruhan," ujar Shepard, peneliti dari University of Canterbury dalam "New Zealand's Muslims and Their Organisations", New Zealand Journal of Asian 2006.
Muslim adalah kelompok agama yang paling cepat berkembang di Selandia Baru. Pertumbuhan populasi Muslim negara ini sejalan dengan tren pertumbuhan populasi Muslim global. Pada 2030, diperkirakan lebih dari 100 ribu orang (2 persen dari total populasi) akan memeluk Islam.