Ahad 11 Sep 2016 05:30 WIB

Sejarah Hari Ini: 9/11, Runtuhnya Menara Kembar New York

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Ani Nursalikah
Serangan ke menara kembar WTC di New York 11 September 2001
Foto: AP
Serangan ke menara kembar WTC di New York 11 September 2001

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 11 September 2001, pukul 08.45 waktu setempat, sebuah pesawat American Airlines jenis Boeing 767 yang membawa 20 ribu galon bahan bakar, menabrak menara utara World Trade Center (WTC) di New York. Hal itu menyebabkan lantai 80 sampai 110 terbakar dan orang-orang di dalamnya tewas.

Kemudian, 18 menit setelah insiden pertama, sebuah pesawat United Airlines jenis Boeing 767 muncul dan menabrak menara selatan WTC. Ledakan besar terjadi di atas lantai 60 dan puing-puing bangunan berjatuhan.

Kedua serangan tersebut diduga kuat dilakukan kelompok radikal dari Timur Tengah dan didanai kelompok Alqaidah pimpinan Usamah bin Laden. Mereka ingin membalas dendam atas keterlibatan AS dalam berbagai operasi militer di Timur Tengah.

Sejumlah teroris telah tinggal di AS selama lebih dari satu tahun dan mengambil pelajaran khusus di sekolah penerbangan komersil AS. Saat itu, 19 teroris dengan mudahnya memasuki bandara East Coast dan menerbangkan pesawat tujuan Kalifornia, yang membawa banyak bahan bakar untuk penerbangan jarak jauh.

Setelah menyerang dua menara WTC di New York, pesawat American Airlines jenis Boeing 757 menabrak sisi barat gedung Pentagon, markas militer AS di Washington DC. Gedung runtuh seketika dan menewaskan 125 orang personel militer, juga warga sipil.

Kurang dari 15 menit setelah teroris menyerang Pentagon, menara selatan WTC ambruk. Gedung pencakar langit yang terbuat dari baja tersebut didesain untuk menahan angin besar dan api, namun tidak bisa menahan panas luar biasa yang dihasilkan dari bahan bakar pesawat.

Pukul 10.30 waktu setempat, menara utara WTC menyusul ambruk. Sebanyak 3.000 orang diperkirakan tewas atas insiden ini, termasuk 343 petugas pemadam kebakaran dan medis, 23 petugas kepolisian, serta petugas Port Authority yang sedang melakukan evakuasi.

Hanya enam orang yang dinyatakan selamat. Sebanyak 10 ribu orang lainnya harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka, seperti dilansir dari History.

Selanjutnya: Pemimpin Soviet yang Terlupakan Nikita Khrushchev Wafat

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement