Ahad 11 Sep 2016 17:19 WIB

‎Perguruan Tinggi Islam Harus Bisa Jadi Laboratorium Kehidupan

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Ilham
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dakhiri mengatakan, perguruan tinggi Islam harus dapat memposisikan dirinya sebagai laboratorium kehidupan. Pasalnya, kualitas manusia Indonesia yang diharapkan tidak terbatas pada kemampuan intelektualitasnya saja, tetapi juga peningkatan seluruh potensi kemanusiaan.

Menurut Hanif, PT Islam harus mencakup keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, kualitas mental, moral, akhlak, serta kejujuran sebagai perwujudan dari manusia Indonesia seutuhnya. Hanif mengakui untuk mewujudkan perguruan tinggi Islam sebagai laboratorium kehidupan bukan perkara mudah.

Selain memerlukan dukungan materil, juga harus ada kemauan untuk melakukan transformasi mencakup penyelarasan strategi, proses akademik, jejaring kelembagaan, kompetensi, komitmen terhadap mutu dan gaya kepemimpinan. "Proses belajar mengajar harus dirancang dan didesain sesuai dengan tuntutan kondisi riil sosial kemasyarakatan, tidak lagi bersifat text book, serta terbuka keleluasaan untuk melakukan eksplorasi," kata Hanif.

Perlu juga ada kegiatan berbagi pengalaman antara dosen dan mahasiswa, terbukanya ruang dalam beraktifitas pada berbagai kegiatan, forum-forum diskusi dan interaksi, kajian-kajian keislaman kontemporer ditumbuhsuburkan sehingga lingkungan perguruan tinggi terbangun nilai-nilai akademik yang universal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement