REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mengajak umat Muslim di Indonesia untuk memerangi kemiskinan di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Anggota Dewan Syariah Nasional sekaligus Anggota Dewan Pengawas Syariah Allianz Life Syariah Rahmat Hidayat yang memberikan khutbah Idul Adha di lapangan BI, Senin (12/9).
Alasannya, sebagai bagian terbesar dari penduduk Indonesia porsi kemiskinan terbesar juga dimiliki oleh umat Muslim. Kondisi inilah yang mendorong mau tak mau, umat Muslim secara menyeluruh memiliki tanggung jawab untuk ikut mengentaskan kemiskinan.
Rahmat menjelaskan, pesan moral dari ibadah haji dan ibadah kurban jika dikaitkan dengan kondisi kebangsaan Indonesia saat ini sangat relevan. Menurutnya, bangsa Indonesia saat ini menghadapi berbagai persoalan terutama kemiskinan, ketimpangan, penurunan kinerja ekonomi, dan korupsi serta kasus narkoba yang masih saja kerap terjadi.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, pada Maret 2015 jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 28,59 juta orang atau 11,22 persen. Angka ini bertambah 860 ribu orang dibanding jumlah penduduk miskin di 2014 sebanyak 27,73 juta orang atau 10,96 persen.
"Jumlah tersebut belum termasuk yang tergolong sangat miskin (fuqara) dan hampir miskin yang jumlahnya sangat besar," kata Rahmat.
Indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan juga memiliki tren meningkat sejak 2012 hingga kini. Rahmat menilai, dari jumlah penduduk miskin tersebut dapat dipastikan bahwa sebagian besar adalah umat Muslim. Belum lagi tingjay ketimpangan yang tergambar dalam rasio gini yang masih tinggi. Indeks angka gini di kuartal kedua tahun ini sebesar 0,42 dan pertumbuhan ekonomi masih di level 5,18 persen.
"Karenanya, umat Islam sebagai bagian terbesar dari bangsa ini memiliki tanggung jawab yang besar pula untuk memperbaiki ini," katanya.
Rahmat mengajak, semangat Idul Adha harus bisa meneguhkan ukhuwah islamiah untuk secara bersama-sama membangun negeri.