REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Maswadi Rauf memandang, sikap partai politik yang kerap menunda-nunda pengumuman calon yang akan diusung di Pilgub DKI 2017 sebagai kebiasaan buruk.
Kebiasaan itu terjadi sejak Pilkada DKI 2012, dimana partai politik menunggu nama-nama populer di masyarakat untuk dicalonkan. "Kebiasaan baru yang buruk itu, mengajukan calon hanya beberapa hari sebelum batas pengajuan calon berakhir," kata Maswadi saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (13/9).
Kesalahan tersebut dilakukan para partai plitik lantaran saat ini parpol tersebut sudah tidak menjalankan fungsinya. Partai yang seharusnya aktif mencari calon yang akan diusungnya, saat ini malah lebih banyak menunggu.
"Padahal seharusnya partai yang mengajukan calonnya, lalu nanti calon itu yang harus mematangkan dirinya. Ini malah masyarakat diharapkan mematangkan calon-calon itu sendiri kemudian calon mengajukan ke partai," ucap Maswadi.
Maswadi menyayangkan sikap partai politik yang terlalu banyak melihat ke luar. Akibatnya, partai-partai tersebut tidak lagi memiliki naluri untuk membesarkan kadernya sendiri.
"Partai-partai itu terlalu asik melihat ke luar. Siapa ini yang sedang hangat didukung oleh publik. Bukan memasak sendiri calonnya mereka," terang Maswadi.