Rabu 14 Sep 2016 05:33 WIB

Pecahnya Koalisi Kekeluargaan Untungkan Ahok

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Tujuh partai besar mengadakan pertemuan menghadapi Pilkada DKI Jakarta  2017. Dalam pertemuan tersebut koalisi tujuh partai atau koalisi kekeluargaan ini membeberkan kriteria yang akan diusung untuk Pilgub Jakarta 2017. Jakarta, Senin (8/8).
Foto: MGROL76
Tujuh partai besar mengadakan pertemuan menghadapi Pilkada DKI Jakarta  2017. Dalam pertemuan tersebut koalisi tujuh partai atau koalisi kekeluargaan ini membeberkan kriteria yang akan diusung untuk Pilgub Jakarta 2017. Jakarta, Senin (8/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Universitas Indonesia (UI) Maswadi Rauf menilai, perpecahan yang terjadi di tubuh koalisi kekeluargaan akan sangat menguntungkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Perpecahan tersebut akan membuat partai-partai tersebut mengusung calon masing-masing, sehingga pasangan calon yang mengikuti kontestasi Pilkada DKI Jakarta akan lebih banyak.

"Semakin pecah koalisi (kekeluargaan) itu, akan semakin banyak calon yang diajukan, semakin untung Ahok. Kalau partai mengajukan pasangan calon masing-masing ya kalah, sulit menang itu," kata Maswadi kepada Republika, Selasa (13/9).

Perpecahan di koalisi kekeluargaan, menurutnya, lantaran partai-partai tersebut sejak awal tak pernah mengadakan rapat intensif untuk menentukan calon. PDI P sebagai pemilik kursi terbanyak terkesan menunggu, yang kemudian partai lain pun ikut menunggu. Karena menunggu terlalu lama, menurutnya wajar jika masing-masing partai mengusung calonnya sendiri-sendiri.

"Kalau saja mereka itu melakukan musyawarah biar kompak, sehingga nantinya hanya ada dua pasangan calon. Satu dari Golkar dan teman-temannya, satu dari PDI P dan koalisinya. Itu nanti baru ada kemungkinan (Ahok) bisa dikalahkan. Kita lihat saja nanti apakah mereka (koalisi kekeluargaan) itu ingin menang atau hanya hura-hura saja," ucap Maswadi.

Seperti diketahui, Koalisi Kekeluargaan merupakan koalisi partai-partai di tingkat DPD Jakarta. Ada tujuh partai yang tergabung dalam koalisi itu. Ketujuh partai tersebut adalah PDI-Perjuangan, Partai Demokrat, Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan.

Namun, perpecahan mulai tercium di koalisi tersebut. Salah satunya adalah Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional (PAN) DKI Jakarta yang menyatakan dukungannya kepada Rizal Ramli untuk ikut bertarung dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement