REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bakal calon gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menegaskan pentingnya persatuan kandidat cagub dari partai-partai yang bukan pendukung pejawat. Bahkan pria yang akrab disapa Sandi ini, rela mengalah bila dirinya tidak dicalonkan demi mencapai kesepakatan satu pasangan calon menghadapi Gubernur DKI Jakarta saat ini, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Saya ikhlas kalau nantinya harus tidak jadi dicalonkan, demi hanya dua pasangan calon. Ini demi memaksimalkan aspirasi masyarakat Jakarta, sekaligus penghematan anggaran di tengah kondisi ekonomi saat ini," kata Sandi saat berkunjung ke kantor Republika, Kamis (15/9).
Kerelaan untuk mengalah ini, menurutnya, agar pemimpin partai politik non-pendukung Ahok mau menyatukan suaranya. Siapapun pasangan calon (paslon) tersebut, kata dia, jangan sampai suara terpecah. Termasuk kepada partai dengan suara konsitituen terbesar di Jakarta, PDI Perjuangan.
Sebab, terpecahnya suara parpol non-pendukung Ahok hanya akan menguntungkan mantan bupati Belitung tersebut. Seandainya suara parpol non-pendukung Ahok ini dapat bergabung dan memutuskan tidak mengusung Sandi, dia akan tetap menerimanya.
(Baca Juga: PKS-Gerindra Usung Sandiaga Mardani di Pilgub DKI)
Sejak awal, ungkap Sandi, ia memiliki keyakinan dengan konsep 'Tuntas Ikhlas'. "Saya akan selesaikan hingga 23 September pas saat pendaftaran nanti," lanjutnya.
Namun apabila semua parpol non-pendukung Ahok akhirnya mempercayai Sandi sebagai bakal calon yang akan melawan Ahok, ia menyatakan siap. Ia akan menuntaskan pertarungan ini dan ikhlas melanjutkan proses pendaftaran hingga tahapan Pilkada DKI Jakarta selanjutnya.
(Tonton juga videonya: Demi Persatuan Umat Sandiaga Uno Ikhlas tak Jadi Gubernur)