Senin 19 Sep 2016 16:30 WIB

Warga Malang Raya Diimbau Waspada Dampak Peralihan Musim

Rep: Christyaningsih/ Red: Yudha Manggala P Putra
Awan hitam menyelimuti kawasan bagian barat Jakarta, Kamis (11/2). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan hingga pertengahan bulan Februari.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Awan hitam menyelimuti kawasan bagian barat Jakarta, Kamis (11/2). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan hingga pertengahan bulan Februari.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Warga Malang Raya diminta untuk mewaspadai cuaca ekstrem akibat dampak peralihan musim. Kepala BMKG Karangploso Hartanto mengatakan cuaca di Malang sedang tidak menentu. Menurutnya masa peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan menyebabkan cuaca sangat fluktuatif.

Pada siang hari cuaca sangat panas sedangkan pada sore hingga malam turun hujan lebat dan petir. "Kondisi ini normal terjadi pada peralihan musim karena atmosfir cenderung labil," terangnya kepada Republika.co.id, Senin (19/9) di Malang.

Beberapa hari terakhir warga Kota Malang memang merasakan hawa yang sangat panas. Sebaliknya, di Kabupaten Malang curah hujan sangat tinggi hingga menyebabkan banjir dan longsor. Berdasarkan data BMKG Karangploso, suhu tertinggi selama sepekan terakhir tercatat mencapai 30 derajat celsius. "Ini catatan di stasiun BMKG yang berada 600 meter di atas permukaan laut," imbuh Hartanto.

Oleh karenanya, suhu di lokasi yang lebih rendah seperti di Kota Malang sangat mungkin lebih tinggi dari catatan stasiun BMKG. Di sisi lain, curah hujan yang turun juga sudah tergolong kategori ekstrim.

Curah hujan sudah di atas 20 milimeter per jam atau di atas 50 milimeter per hari. Periode hujan terjadi antara 30 menit hingga 1,5 jam. Menghangatnya suhu laut di selatan Jawa juga ikut berkontribusi menyumbang uap air. Tingginya curah hujan menjadi pencetus banjir yang terjadi beberapa hari belakangan ini.

Hartanto meminta masyarakat agar tidak terlalu cemas namun tetap waspada. "Masa peralihan diprediksi akan berlangsung sampai Oktober saat masuk musim hujan," jelasnya.

Berdasarkan hasil pemetaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, wilayah utara maupun selatan kabupaten sama-sama berpotensi terjadi bencana. Peta risiko bencana banjir menunjukkan Kecamatan Donomulyo, Pagak, Sumbermanjing Wetan, Gedangan, dan Tirtoyudo memiliki potensi paling tinggi dilanda banjir. Risiko tanah longsor paling tinggi berada di Kecamatan  Sumbermanjing Wetan, Tirtoyudo, dan Pujon.

Dalam rilis resmi yang diterbitkan pada Senin (19/9), Kedeputoan Bidang Meteorologi BMKG pusat juga meminta masyarakat mewaspadai potensi hujan lebat di Sumatera, Jawa, dan Nusa Tenggara. Imbauan ini berlaku sejak Senin hingga tiga hari ke depan. Dari kondisi atmosfer terkini terpantau beberapa indikasi munculnya potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement