REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cerita humor Nasrudin Khodja pun semakin berkembang dan mengalami modifikasi baik karakter, narasi dan temanya. Humor-humor ciptaan Khodja kemudian disesuaikan dengan budaya di setiap daerah.
Di wilayah Asia dan Afrika, humor-humor itu menyebar dengan cara berbeda. Anekdot Khodja menyebar melalui warung kopi dan tenda karavan. Memasuki era modern, radio ikut menyebarluaskan lelucon Khodja.
(Baca: Humor Nasrudin Khoja yang Mendunia)
Ada lelucon yang berisikan pesan moral, ada pula yang mengandung mistik. Namun, ada pula leluconnnya yang bernuansa satire untuk melawan penguasa tirani di masa itu.
Di wilayah Timur Tengah, Khodja merupakan simbol komedi sarkastis, ironis, dan satire. Perasaan dan semangat untuk memberontak yang ada di benak masyarakat dia tuangkan dalam banyak humornya.
Selain mengandung kritik moral dan sosial terhadap egoisme penguasa, sejumlah karya Khodja juga mengandung nilai-nilai tasawuf, bahkan digunakan sebagai materi untuk mengajar oleh para pengikut tarekat sufi.