Selasa 20 Sep 2016 15:00 WIB

Khodja Simbol Komedi Sarkastis

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agung Sasongko
Patung Nasrudin Khoja di Anatolia, Turki.
Foto: Wikipedia.org
Patung Nasrudin Khoja di Anatolia, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cerita humor Nasrudin Khodja pun semakin berkembang dan mengalami modifikasi baik karakter, narasi dan temanya. Humor-humor ciptaan Khodja kemudian disesuaikan dengan budaya di setiap daerah.

Di wilayah Asia dan Afrika, humor-humor itu menyebar dengan cara berbeda. Anekdot Khodja menyebar melalui warung kopi dan tenda karavan. Memasuki era modern, radio ikut menyebarluaskan lelucon Khodja.

(Baca: Humor Nasrudin Khoja yang Mendunia)

Ada lelucon yang berisikan pesan moral, ada pula yang mengandung mistik. Namun, ada pula leluconnnya yang bernuansa satire untuk melawan penguasa tirani di masa itu.

Di wilayah Timur Tengah, Khodja merupakan simbol komedi sarkastis, ironis, dan satire. Perasaan dan semangat untuk memberontak yang ada di benak masyarakat dia tuangkan dalam banyak humornya.

Selain mengandung kritik moral dan sosial terhadap egoisme penguasa, sejumlah karya Khodja juga mengandung nilai-nilai tasawuf, bahkan digunakan sebagai materi untuk mengajar oleh para pengikut tarekat sufi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement