REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan melakukan tuntutan hukum kepada industri Cina Liaoning Hongxiang Group. Industri Liaoning Hongxiang diduga berperan dalam membantu pengembangan program nuklir Korea Utara (Korut), Selasa, (20/9).
Grup Liaoning Hongxiang diduga ikut membiayai program pengembangan nuklir Korut. Jaksa penuntut umum dari Departemen Kehakiman AS telah mengunjungi Beijing dan memberitahu Pemerintah Cina jika Grup Liaoning Hongxiang ikut membantu pengembangan program nuklir Korut.
Kepolisian di Liaoning menyatakan sedang melakukan investigasi terhadap sebuah industri yang terkait dalam kejahatan ekonomi serius. Sementara itu Asan Institute for Policy Studies di Seoul, Korea Selatan menyatakan terdapat transaksi antara Grup Liaoning Hongxiang dengan Korut lebih dari 500 juta dolar AS dari Januari 2011 sampai September 2015. Kebanyakan transaksi dagang antara Grup Liaoning Hongxiang dengan Korut dilakukan di wilayah Korut.
Baca: AS-Cina Duga Konglomerat Cina Biayai Uji Nuklir Korut
Salah satu transaksi dagang itu bernilai 360 juta dolar AS berupa impor dari Korut yang dilakukan oleh Dandong Hoxiang Industrial Development Co. Dandong Hoxiang Industrial merupakan perusahaan yang bergerak di bidang mesin dan perlengkapan dagang grosir.
Uang hasil transaksi dagang yang bernilai ratusan juta dolar AS sangat cukup bagi Korut untuk mendanai fasilitas pengayaan uranium di Korut. Selain itu juga cukup untuk mendanai pembuatan desain nuklir serta biaya uji coba nuklir.
Grup Liaoning Hongxiang didirikan oleh Ma Xiaohong bersama kerabat dan asosiasinya. Pemerintah Cina telah membekukan aset-asetnya akhir-akhir ini.
Grup Liaoning Hongxiang juga berhubungan dengan Korut terkait bidang perkapalan. Terdapat 10 kapal yang dioperasikan grup tersebut berlayar antara Korut dan Cina.