REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi populasi Badak Sumatera (Dicerorinus sumatranus) tidak sebaik Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) karenanya dibutuhkan pendekatan konservasi yang baru untuk menekan ancaman kepunahan.
Program Koordinator Proyek Ujung Kulon WWF-Indonesia Yuyun Kurniawan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakara, Jumat (23/9), mengatakan, untuk menyelamatkan Badak Sumatera yang semakin kritis, perlu adanya pendekatan konservasi berbasis spesies seperti yang dilakukan pada Badak Jawa.
Meskipun diperkirakan jumlah populasi Badak Sumatera relatif lebih besar dari populasi Badak Jawa, namun ia mengatakan keberadaannya tersebar dalam sub-sub populasi yang kecil.
Dengan demikian, menurut dia, peluang pertumbuhan populasi Badak Sumatera relatif lebih rendah dibandingkan dengan Badak Jawa. Jika tidak dilakukan upaya-upaya proaktif untuk mengkonsolidasikan sub-sub populasi yang kecil tersebut, maka ancaman kepunahan lokal Badak Sumatera sangat mungkin terjadi.