REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Pasar Minggu, Jakarta Selatan ambruk. Jembatan yang membentang dari Stasiun Pasar Minggu hingga pasar tradisional Pasar Minggu itu runtuh dari ketinggian kurang lebih 10 meter.
Saksi mata yang melihat langsung runtuhnya jembatan, Erwin (39 tahun) mengatakan, jembatan jatuh saat hujan lebat disertai angin kencang melanda kawasan Pasar Minggu. JPO roboh beberapa menit setelah hujan mengguyur.
"Sekitar pukul 15.00 WIB itu mulai hujan, terus sekitar 10 menit kemudian jatuh itu (jembatan)," kata dia kepada Republika.co.id di lokasi kejadian, Sabtu (24/9).
Menurut pria yang sehari-hari berjualan gorengan di Stasiun Pasar Minggu ini, saat kejadian tak banyak kendaraan melintas. Orang-orang banyak berteduh di stasiun karena angin disertai petir begitu kencang. "Memang enggak pernah seperti ini, lebat banget dan anginnya luar biasa," ujarnya.
Erwin tak mengetahui berapa orang yang menjadi korban dalam musibah ini. Namun menurutnya, biasanya banyak orang berteduh di atas jembatan saat hujan melanda.
JPO yang roboh kini masih melintang di jalan raya. Lalu lintas di sekitar lokasi macet total. Kendaraan dari arah Pancoran menuju Depok dan sebaliknya hampir tak bergerak. Keadaan ini diperparah banyaknya orang yang ingin melihat langsung.
Sebelumnya Wakapolsek Pasar Minggu AKP Sri Pariaksi mengatakan ada sebanyak tiga orang yang dikabarkan meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan JPO tersebut. Semua korban telah dibawa ke RS Siaga Pasar Minggu.
"Korban dikabarkan tiga orang, ada satu wanita, identitas belum, Semua korban di Rumah Sakit Siaga. Untuk sementara yang dilaporkan seperti itu," kata Sri saat dikonfirmasi.
Sri menambahkan, saat ini pihaknya masih terus melakukan evakuasi terhadap korban. "Jajaran Pasar Minggu sudah menuju lokasi, evakuasi dilakukan," singkatnya.