REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Hujan deras yang mengguyur Kota Yogyakarta sejak Selasa hingga Rabu (28/9) pagi menyebabkan satu titik tanggul sungai atau talud Winongo di Ngadimulyo, RT 04 RW 03 Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta ambrol. Talud sepanjang tujuh meter denggan ketinggian dua meter tersebut longsor ke bawah sektar pukuil 04.30 WIB, Rabu pagi. Akibat kejadian tersebut satu keluarga yang rumahnya berdekatan dengan talud mengungsi.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Agus Winarta mengatakan, pihaknya sudah melakukan mengecekan ke lokasi. "Tidak ada korban jiwa, memang dekat dengan pemukiman tetapi sudah di evakuasi," ujarnya.
Menurut Agus, pihaknya akan dikoordinasikan dengan dinas terkait untuk perbaikan talud tersebut. Selain talud ambrol, hujan deras seharian juga menyebabkan satu pohon tumbang di Kampung Pingit RT 08, RW 03 Kelurahan Bumijo, Jetis tumbang. Pohon mangga dengan diameter 80 centimeter menimpa rumah warga mengakibatkan sebagian rumah rusak.
BPBD menghimbau warga untuk waspada angin kencang, banjr dan longsor karena intensitas huja yang tinggi.
Smentara itu, Ketua Forum Komunikasi Winongo Asri (FKWA) Oleg Johan mengatakan, penyebab ambrolnya talud di Kali Winongo tersebut bukan hanya akumulasi gerusan air sungai karena debit bertambah setelah hujan deras. "Penambangan pasir di sungai yang menyebabkan posisi talud tidak stabil," ujarnya.
Talud di RW 03 tersebut sebenarnya baru saja dibangun oleh Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta 2015 lalu. Namun karena ada penambangan pasir dan gerusan air sungai maka talud tersebul ambrol. Posisi talud yang ambrol juga berada di belokan sehingga tekanan airnya cukup besar.
Selain di RW tersebut ada tiga titik lagi talud di sepanjang Sungai Winongo yang rawan longsor, yaitu di RW 10 Pakuncen, RW 10 Tegalrejo, dan di daerah Bener. Selain karena gerusan air sungai ttalud di wilayah tersebut juga sudah cukup tua sehingga rawan ambrol.