REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Thailand mempertimbangkan pemeriksaan infeksi virus zika pada semua perempuan hamil, kata Kementerian Kesehatan, Senin (3/10), menyusul konfirmasi penderita pertama mikrosefalia terkait zika.
Kedua penderita mikrosefalia itu adalah yang pertama di Asia Tenggara terkait dengan zika, yang menyebar di kawasan tersebut setelah mewabah di Amerika.
"Menteri Kesehatan meminta kami mempelajari apakah itu penting serta efektif dari segi biaya," kata sekretaris tetap Kementerian Kesehatan Sophon Mekthon kepada Reuters, merujuk pada pemeriksaan gratis bagi semua perempuan hamil.
Biaya pemeriksaan infeksi virus zika sekitar 2.000 baht (sekitar 748 ribu) per orang namun seringkali harus diulang. "Saat ini, kami hanya memeriksa perempuan hamil di daerah terdampak zika saja, bukan semua perempuan hamil. Sejauh ini, kami telah memeriksa sekitar 1.000 perempuan hamil," katanya.
Infeksi zika pada ibu hamil berkaitan dengan mikrosefalia, cacat lahir parah dimana ukuran kepala dan otak lebih kecil dari normal, serta cacat otak lain. Kaitan antara zika dan mikrosefalia pertama kali menjadi sorotan tahun lalu di Brasil, yang sejak saat itu mengonfirmasikan lebih dari 1.800 kasus mikrosefali.
Thailand mengonfirmasi 392 kasus zika sejak Januari, termasuk 39 perempuan hamil, dan Singapura mencatat 393 kasus zika, termasuk 16 perempuan hamil.
Beberapa pakar kesehatan menuding industri pariwisata Thailand meremehkan risiko infeksi lewat gigitan nyamuk namun pejabat kesehatan mengesampingkan hal itu dan mengatakan negara-negara lain di Asia Tenggara mungkin juga sudah mengalami kasus mikrosefali terkait zika yang belum diungkapkan.
Otoritas kesehatan di kawasan tersebut mengatakan tengah meningkatkan pemantauan, namun hanya sedikit uji yang dilakukan. Para pejabat mengatakan jumlah kasus sesungguhnya bisa jadi lebih tinggi daripada data yang dikonfirmasi.
Filipina, Malaysia, Vietnam dan Indonesia sudah melaporkan setidaknya satu kasus positif zika. Tidak ada vaksin atau pengobatan untuk zika. Sekitar 80 persen pasien terinfeksi tidak menunjukkan gejala, sehingga sulit bagi perempuan hamil untuk mengetahui apakah mereka telah terinfeksi.
Pada manusia dewasa, infeksi zika juga dikaitkan dengan sindrom saraf langka Guillain-Barre, serta kelainan saraf lain.