Rabu 05 Oct 2016 00:01 WIB

Mantan Pengikut Dimas Kanjeng Akui Banyak Ajaran Menyimpang

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Bilal Ramadhan
Tersangka Dimas Kanjeng Taat Pribadi digiring petugas usai melakukan rekontruksi di padepokannya Desa Wangkal, Gading, Probolinggo, Jawa Timur, Senin (3/10).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Tersangka Dimas Kanjeng Taat Pribadi digiring petugas usai melakukan rekontruksi di padepokannya Desa Wangkal, Gading, Probolinggo, Jawa Timur, Senin (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan pengikut Padepokan Dimas Kanjeng, Junaidi mengatakan, banyak ajaran yang menyimpang dari Taat Pribadi. Dalam padepokan tersebut dilarang mengirim fatehah kepada nabi Muhammad, Syekh Abdul Qadir Jailani dan Wali Songo.

“Tapi fatehah ke Abah Dhohir, Ilyas dan Taat Pribadi, sampai sekarang saya tidak tahu dimana abah Ilyas” ujar Junaidi dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), di salah satu stasiun televisi, Selasa (4/10) malam.

Junaidi juga menyebut, Taat Pribadi juga tidak bisa membaca al-Quran. Junaidi berani menantang Taat Pribadi untuk memngaji Alquran. Junaidi  juga keberatan dengan gelar “Syekh” yang disematkan kepadanya.

Selain itu, dalam acara tersebut, Junaidi juga menceritakan terkait awal menjadi pengikut Taat Pribadi. Menurutnya, dirinya dihipnotis setelah diperlihatkan sebuah video. “Juga sangat bohong sekali Dimas Kanjeng Suka Rela, tidak ada suka rela yang ada mahar itu wajib hukumnya,” katanya.

Seperti diketahui, Dimas Kanjeng Taat Pribadi saat ini menjadi perhatian publik karena disebut mampu menggandakan uang dengan cara ghaib. Namun, dalam perjalannya, praktik tersebut diduga penipuan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement