Rabu 05 Oct 2016 15:49 WIB

Mohammed Kamal, Pemimpin Ikhwan yang Ditembak Mati Aparat Mesir

Rep: MgRol81/ Red: Teguh Firmansyah
Ikhwanul Muslimin
Ikhwanul Muslimin

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pemimpin senior organisasi Ikhwanul Muslimin, Mohammed Kamal ditembak mati oleh polisi Mesir setelah sebelumnya dikabarkan menghilang sejak Senin (3/10) sore.

Seperti dilansir Middle East Eye, lelaki yang berusia 61 tahun ini adalah salah satu pemimpin yang paling menonjol di Ikhwanul Muslimin (IM). Organisasi ini ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh rezim Mesir pada akhir 2013 setelah jatuhnya presiden Muhammad Mursi.

Kamal merupakan anggota Biro Pembina IM. Ia juga bertanggung jawab atas komite administratif tertinggi, yang dikenal sebagai komite remaja. Tapi Kamal mengundurkan diri dari komite tersebut pada Mei 2016 karena ditentang oleh para pemimpin IM lainnya.

Oleh pemerintah Mesir, Kamal dijatuhkan dua hukuman seumur hidup secara in absentia. Ia dituduh terlibat dalam pengeboman di dekat kantor polisi di Assiut, Mesir selatan.

Ia juga dijatuhkan hukuman karena mendirikan sayap militer IM setelah penggulingan mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi pada 2013, meskipun tuduhan tersebut telah dibantah berulangkali oleh IM.

Kamal dituding terlibat dalam pembunuhan jaksa umum Hisham Barakat saat pengeboman mobil Juni 2015 dan percobaan pembunuhan ulama Muslim terkemuka Ali Gomaa pada Agustus 2016.

Baca juga,  Ikhwanul Muslimin Mesir: Kami akan Terus Lanjutkan Perjuangan.

Kementerian Dalam Negeri Mesir menyatakan pada Selasa (4/10) polisinya telah menembak mati Kamal serta pemimpin IM lainnya, Yasser Shehata, setelah dilaporkan terjadi baku tembak di antara kedua pihak. Polisi Mesir berhasil menggerebek apartemen di Kairo yang diduga sebagai markas mereka,

Sementara itu pihak IM lewat situs resminya ikhwanweb.com menampik adanya baku tembak antara kedua pihak, mereka menyatakan, "Semua orang tahu bahwa Dr Mohamed Kamal tidak pernah menggunakan senjata dalam seluruh hidupnya, juga tidak Dr Yasser Shehata."

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement